Utang negara di era pemerintahan Joko Widodo amat mengkhawatirkan. Hal itu membuat pemerintahan baru ke depan memiliki warisan utang yang menghambat pembangunan ekonomi nasional.
“3,3 kali lipat ini terdahsyat setelah krisis. Cita-citanya untuk mengerek ekonomi tumbuh 7 persen, meroket. Tapi nyatanya sudah didoping dengan utang, sudah diwujudkan dalam bentuk infrastruktur dan sebagainya, tapi kok pertumbuhannya anteng-anteng aja di tingkat 5 persen,” ujar Faisal dikutip
Faisal mengendus ada yang salah dalam kebijakan utang negara di pemerintahan Jokowi saat ini. Menurutnya, kondisi ini akan membuat Indonesia semakin terpuruk ke depan. Ekonom senior ini mengurai pos pengeluaran terbesar negara, biasanya ada pada belanja pegawai, barang dan modal. Berikutnya baru infrastruktur.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Faisal Basri Sebut Jokowi Merusak Fondasi, Negara MerugiJPNN.com : Sehingga yang jadi tersangka itu seharusnya Jokowi. Aturan main itu dia rusak. Dicarilah korban, eh Airlangga
Baca lebih lajut »
Punya Utang ke Negara? Buruan Bayar, Ada Tambahan Keringanan 30%Kemenkeu memberikan tambahan keringanan utang sebesar 30% lagi kepada debitur yang memiliki utang ke negara.
Baca lebih lajut »
China bantu negara-negara Afrika kurangi tekanan utangChina telah membantu negara-negara Afrika meringankan tekanan utang melalui berbagai jalur, kata seorang pejabat perdagangan, Selasa. Di bawah Kerangka ...
Baca lebih lajut »
Jokowi Sebut Rasio Utang RI Paling Rendah di G20 dan ASEANPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut rasio utang Indonesia masih paling rendah dari negara-negara lain.
Baca lebih lajut »
Kritik Bea Tambahan 200% Keramik China, Faisal Basri Sebut Hal Ini!Faisal Basri Kritik Bea Tambahan 200% Keramik China, Sebut Ini
Baca lebih lajut »
Faisal Basri Yakin Prabowo Bakal Lanjutkan IKN, Tapi Tak Seambisius JokowiEkonom Senior INDEF Faisal Basri meyakini presiden terpilih Prabowo Subianto bakal melanjutkan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca lebih lajut »