Badan Gizi Nasional (BGN) mengevaluasi hari pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan memastikan fokus pada kualitas menu. Pelaksanaan MBG dilakukan secara bertahap dan target penerima manfaat mencapai 83 juta orang pada 2029.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pihaknya sedang mengevaluasi hari pertama program Makan Bergizi Gratis ( MBG ) baik dari segi menu maupun sasaran agar lebih baik di masa depan. Sasaran tetap ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah dari PAUD hingga SMA serta santri dan sekolah keagamaan lainnya.
Pada rapat bersama Komisi IX DPR RI yang digelar secara tertutup hari ini, Dadan juga menyampaikan pelaksanaan program MBG mengedepankan kualitas, sebagaimana arahan Presiden Prabowo Subianto. 'Kami kan mengedepankan kualitas. Pak Presiden berpesan berkali-kali jangan mengejar kuantitas, tapi kualitas. Jadi bagi yang sudah siap, dieksekusi,' ujarnya. Sejalan dengan arahan itu, pemberian makan bergizi gratis pada target penerima manfaat akan dilakukan secara bertahap. Contohnya, pada hari pertama pelaksanaan program tersebut, target penerima manfaat yang ditetapkan Badan Gizi Nasional adalah sebanyak 400 sampai dengan 600 ribu anak-anak. Ia juga memastikan bahwa pihaknya akan mengevaluasi program MBG pada setiap hari. 'Tentu kita akan evaluasi tiap hari, seperti yang saya sampaikan target kita dari Januari sampai April akan mencakup tiga juta penerima manfaat,' paparnya. Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M Qodari menyebutkan bahwa pelaksanaan program MBG di seluruh Indonesia dilakukan secara bertahap hingga mencapai target 83 juta orang pada 2029
Makan Bergizi Gratis MBG Kualitas Tahap Evaluasi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pengusaha MBG di Medan Siap dengan Persiapan MatangPelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai hari ini di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara. Pengusaha MBG di Kota Medan, Memo Catering, telah melakukan persiapan matang sejak Minggu siang, termasuk memasak nasi, lauk, dan sayur sejak dini hari hingga subuh. Menu MBG hari ini adalah nasi, semur ayam, sayur buncis wortel, puding cup, dan air mineral. Menu setiap hari berganti-ganti sesuai dengan kader gizi yang ditetapkan pemerintah.
Baca lebih lajut »
Pelaksanaan Program MBG di Jawa Tengah DiundurProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijadwalkan dimulai Senin (6/1) di beberapa daerah Jawa Tengah mengalami penundaan. Beberapa daerah belum siap secara teknis dan anggaran.
Baca lebih lajut »
Kementerian Agama Terbitkan SE tentang Pelaksanaan Program Makan Bergizi (MBG) di PesantrenSurat Edaran (SE) Nomor 10 Tahun 2024 dari Ditjen Pendis Kementerian Agama menjadi panduan utama bagi pelaksanaan program Makan Bergizi (MBG) di pesantren seluruh Indonesia. Program ini mendukung inisiatif Presiden Prabowo untuk memastikan kebutuhan gizi peserta didik terpenuhi dan membentuk karakter generasi muda. MBG mengajarkan santri berdoa sebelum makan, bersyukur setelah makan, serta etika makan sesuai ajaran Islam seperti makan dengan tangan kanan, tidak mencaci makanan, dan tidak berlebih-lebihan. Sistem prasmanan juga melatih santri untuk antre dengan tertib, mengambil makanan secukupnya, dan menghormati teman.
Baca lebih lajut »
Suku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat Berkoordinasi dengan BGN untuk Pelaksanaan MBGSuku Dinas Pendidikan Jakarta Pusat dan Badan Gizi Nasional (BGN) sedang berkoordinasi untuk menentukan lokasi dapur bagi Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca lebih lajut »
Wakil KSP Tinjau Pelaksanaan MBG di SDN PulogebangWakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) M Qodari meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan 07 Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.
Baca lebih lajut »
Mendikdasmen Ikuti Pelaksanaan MBG di SMP Negeri 12 SemarangMendikdasmen Abdul Mu'ti memantau program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 12 Semarang, Jawa Tengah. MBG merupakan program yang tidak hanya fokus pada perbaikan gizi anak Indonesia, tetapi juga pembentukan karakter siswa.
Baca lebih lajut »