Bos X Corp (dulunya Twitter) Elon Musk memenangkan gugatan hukum atas tuntutan para karyawannya yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kamis, 11 Jul 2024 10:19 WIBBos X Corp Elon Musk memenangkan gugatan hukum atas tuntutan para karyawannya yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja . Gugatan itu berkaitan dengan utang pesangon US$ 500 juta atau setara Rp 8,1 triliun .
Thompson menjelaskan, ERISA tidak berlaku untuk rencana pasca-pembelian Twitter karena tidak ada skema administratif berkelanjutan, di mana perusahaan meninjau klaim kasus per kasus, atau menawarkan tunjangan seperti asuransi kesehatan berkelanjutan dan layanan penempatan di luar."Hanya ada pembayaran tunai yang dijanjikan," tulisnya.
Menurut pengaduan tersebut, Twitter seharusnya memberi pesangon kepada karyawan setelah pembelian dengan gaji dua atau enam bulan, ditambah satu minggu gaji untuk setiap tahun kerja, jika mereka diberhentikan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Elon Musk PHK 121 Ribu Karyawan Tesla Sejak Tahun LaluTesla telah PHK 121 ribu karyawan sepanjang 2023 hingga Juni ini. Ini setara 14 persen dari jumlah total pekerja.
Baca lebih lajut »
Baru Juni 2024, Elon Musk Sudah PHK 121.000 Karyawan TeslaData menunjukkan bahwa Tesla telah memangkas lebih dari 14% tenaga kerjanya sepanjang tahun ini.
Baca lebih lajut »
X/Twitter Jatuh ke Dasar Jurang, Elon Musk Bisa Bangkrut?Pendapatan X/Twitter sudah jatuh ke dasar jurang. Elon Musk terancam bangkrut? Simak!
Baca lebih lajut »
Like di X/Twitter Lenyap, Elon Musk Beberkan AlasannyaNetizen tak bisa lagi melihat Like di X/Twitter. Ini alasannya.
Baca lebih lajut »
Elon Musk Bikin Kebijakan Baru Lagi di X atau Twitter, Tab Like Kini DisembunyikanMedia sosial X atau yang dulu dikenal sebagai Twitter kini menyembunyikan tab like atau suka Anda
Baca lebih lajut »
Alasan Sebenarnya X/Twitter Ramai walau Elon Musk NgacoIni alasan X/Twitter tetap ramai meski Elon Musk sering memicu kontroversi. Simak!
Baca lebih lajut »