Artikel ini membahas tentang Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), spesies burung pemangsa endemik pulau Jawa yang terdaftar sebagai 'Terancam Punah' oleh IUCN. Keberadaannya semakin terancam akibat hilangnya habitat alami dan perburuan liar. Program pelepasliaran dan konservasi terus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan spesies ini, dengan contoh kolaborasi antara Star Energy Geothermal Salak, Ltd (SEGS) dan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS).
Indonesia yang terancam punah, dengan status endangered menurut International Union for Conservation of Nature . Keberadaan burung yang kerap dianggap sebagai lambang Garuda ini semakin terancam akibat hilangnya habitat alami serta perburuan liar.yang harus dijaga keberlangsungannya melalui upaya konservasi dan perlindungan habitat. Untuk itu, kita simak bersama fakta-fakta Elang Jawa yang disadur dari berbagai sumber, Selasa .
Elang Jawa terdaftar sebagai spesies"Terancam Punah" oleh International Union for Conservation of Nature . Populasinya menurun drastis akibat hilangnya habitat, deforestasi, dan perburuan liar.Elang Jawa biasanya hidup di hutan pegunungan dengan ketinggian 300 hingga 2.500 meter di atas permukaan laut. Mereka lebih sering terlihat di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan beberapa taman nasional lainnya di Jawa.
Pada Senin , SEGS melepasliarkan seekor Elang Jawa betina bernama Sally di area operasional mereka. Pelepasliaran ini menjadi bagian dari komitmen SEGS dan BTNGHS dalam melestarikan keanekaragaman hayati, serta sekaligus menjadi agenda rangkaian The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition 2024, di mana SEGS bertindak sebagai tuan rumah.
Keberhasilan program pelepasliaran Elang Jawa sangat bergantung pada dukungan ekosistem yang memadai serta partisipasi aktif berbagai pihak. Menurut Kepala BTNGHS, Budhi Chandra, kolaborasi ini adalah langkah nyata dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati. Keberhasilan jangka panjang konservasi Elang Jawa akan memastikan bahwa spesies ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang biak secara alami di habitatnya.
"Total selama kurun waktu 11 tahun, SEGS bersama Balai TNGHS telah melepasliarkan sebanyak sembilan ekor elang. Bahkan tahun lalu, kawasan SEGS juga telah dipilih menjadi pelepasliaran dua ekor Elang Brontok dan satu ekor Macan Tutul Jawa.
Elang Jawa Konservasi Ekosistem IUCN Pelepasliaran
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kelahiran Bayi Badak Jawa yang Terancam Punah di Ujung Kulon Disambut HangatKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengumumkan kelahiran bayi badak jawa, anggota baru dari salah satu spesies paling terancam punah di dunia. Rekaman yang diambil pada Mei berasal dari kamera yang dipasang di Taman Nasional Ujung Kulon, yang terletak di ujung barat pulau Jawa,...
Baca lebih lajut »
Konservasi Ikan Belida yang Terancam Punahkonservasi ikan belida sebagai upaya melindungi ikan belida asli Indonesia yang terancam punah
Baca lebih lajut »
Ahli Temukan Flora Endemik Terancam Punah, Konon di Bumi Hanya Ada di JemberKerja sama BRIN, Yayasan SINTA, dan Taman Nasional Meru Betiri temukan flora endemik terancam punah Dehaasia pugerensis. Konon, di Bumi hanya ada di Jember.
Baca lebih lajut »
Flora endemik langka terancam punah Dehaasia ditemukan di TNMBFlora atau tumbuhan endemik langka dan terancam punah Dehaasia pugerensis yang konon di bumi hanya terdapat di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur dan ...
Baca lebih lajut »
Kenali Flora Langka Terancam Punah Dehaasia yang Kembali DitemukanTumbuhan endemik langka dan terancam punah Dehaasia pugerensis ditemukan di di kawasan Taman Nasional Meru Betiri TNMB
Baca lebih lajut »
Beruang Gobi yang terancam punah terlihat di China untuk kali pertamaTim peneliti dari Akademi Kehutanan China berhasil mengabadikan foto beruang Gobi di Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut, sekaligus menjadikan ...
Baca lebih lajut »