Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa Rusia akan menang di Ukraina.
Sebelumnya, Medvedev mengatakan mengatakan penolakan Ukraina dan kekuatan Barat untuk mengakui kendali Moskow atas Krimea menimbulkan ancaman sistemik bagi Rusia dan setiap serangan luar di kawasan itu akan dibalas dengan"Hari Penghakiman".
Adapun, Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dari Ukraina pada 2014 setelah seorang presiden pro-Moskow di Kyiv digulingkan. Moskow kemudian juga mendukung separatis bersenjata pro-Rusia di wilayah Donbas di Ukraina timur. "Hari Penghakiman akan datang dengan sangat cepat dan keras. Akan sangat sulit untuk dihindari," katanya, seperti dilansir kantor berita
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Update Perang Rusia Vs Ukraina: Rusia Siapkan Serangan Militer Baru ke Ukraina | Kabar24 - Bisnis.comUkraina mengklaim pasukan Rusia tengah bersiap melakukan penyerangan lanjutan dan menjadikan wilayah penduduk sipil sebagai 'perisai manusia'.
Baca lebih lajut »
Terungkap Jalin Kerjasama dengan Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Pecat Kepala Keamanan dan Jaksa AgungPresiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeluarkan perintah eksekutif untuk memecat kepala badan keamanan domestik dan jaksa agung, usai kerjasama dengan Rusia.
Baca lebih lajut »
Eks Presiden Rusia: 'Hari Penghakiman' Akan Datang!Akan ada Hari Penghakiman untuk Ukraina.
Baca lebih lajut »
Rusia Diduga Hantam 2 Universitas Ukraina dengan 10 RudalRekaman yang dirilis menunjukkan gumpalan besar asap hitam naik ke langit di atas sebuah universitas di Mykolaiv, Ukraina.
Baca lebih lajut »
Pembahasan Perang Rusia-Ukraina di G20, Apa Hasilnya?Sebagai forum yang fokus membahas perekonomian, G20 melihat perang Rusia-Ukraina dari aspek ekonomi di tengah memanasnya geopolitik.
Baca lebih lajut »
Ukraina Klaim Rusia Persiapkan Langkah Serangan SelanjutnyaRusia tengah mempersiapkan serangan tahapan selanjutnya di Ukraina, menurut seorang pejabat militer Ukraina.
Baca lebih lajut »