Loyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Gubernur Bank Indonesia , Perry Warjiyo buka suara terkait penyebab melemahnya ekonomi China . Biro Statistik Nasional China mengumumkan, ekonomi negara tersebut tumbuh sebesar 4,7 persen pada kuartal-II 2024. Angka ini meleset jauh dari ekspektasi pasar sebesar 5,1 persen.Perry menyebut, loyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan hingga memasuki pertengahan 2024.
Meskipun, imbal hasil atau yield US Treasury 10 tahun yang tetap tinggi karena kebutuhan defisit anggaran Pemerintah AS.Dengan perkembangan tersebut, ekonomi global pada 2024 diprakirakan tumbuh sebesar 3,2 persen. Proyeksi ini ditopang tren perbaikan ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.'Ekonomi Eropa diprakirakan tumbuh lebih tinggi didorong oleh perbaikan ekspor dan investasi,' ucap dia.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Catat! Koar-koar 'Belanja Masalah', Begini Janji Gibran usai Ajak Raffi Ahmad Blusukan ke 3 Titik di Jakarta'Jadi bisa pasarnya makin ramai, makin proper, makin bersih dan juga yang beli makan banyak,' jelasnya.
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Dunia Masih Tertekan Data Ekonomi China yang LesuGold
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Dunia Lesu Usai Ekonomi China MelambatGold
Baca lebih lajut »
Harga Minyak Lesu Tertular Ekonomi China yang LoyoHarga minyak mentah dunia melemah pada awal perdagangan hari ini karena kekhawatiran permintaan dari China setelah ekonominya tumbuh melambat.
Baca lebih lajut »
Ekonomi Loyo, Masyarakat Kaya di China Makin Enggan Pamer KekayaanMuncul tanda-tanda rasa malu akan kepemilikan barang mewah di China, di tengah kondisi makroekonomi yang menantang.
Baca lebih lajut »
Daftar Merek Mobil Terlaris Juni 2024, Ada 2 Non-JepangIndustri otomotif Indonesia menunjukkan sinyal pemulihan, di tengah kondisi ekonomi yang masih lesu.
Baca lebih lajut »