Karakteristik ORI yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder jadi daya tarik investor
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance Abdul Manap Pulungan menyebutkan, Obligasi Negara Ritel seri ORI017 masih akan memikat banyak investor. Prediksi ini disampaikan Pulungan meskipun besaran kupon 6,4 persen yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan seri terakhir , yakni 6,8 persen.
Hanya saja, Pulungan menekankan, ORI017 maupun instrumen SUN lainnya akan menjadi beban bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ke depan. Pemerintah harus membayar dengan suku bunga yang tidak kecil. Salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kondisi ini adalah meningkatkan setoran pajak melalui perluasan basis Wajib Pajak . Penerimaan pajak diharapkan mampu menambal kebutuhan bunga-bunga utang yang harus dilunasi pemerintah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ekonom Ungkap Ketimpangan Stimulus Corona UMKM Vs PengusahaEkonom menyebut stimulus ke UMKM hanya Rp123 triliun sementara ke pengusaha besar Rp179 triliun.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Tawarkan ORI017 Dengan Kupon 6,4 Persen |Republika OnlinePemesanan dapat dilakukan melalui mitra distribusi secara daring.
Baca lebih lajut »
Kupon 6,4 Persen, Penjualan ORI017 Ditargetkan Rp 5 Triliun |Republika OnlineInvestor dapat membeli ORI017 dengan minimum pemesanan Rp 1 juta hingga Rp 3 miliar.
Baca lebih lajut »
Peluang Investasi Saat Pandemi, ORI017 Siap DipasarkanKementerian Keuangan menetapkan kupon obligasi negara ritel seri ORI017 sebesar 6,40 persen.
Baca lebih lajut »
Obligasi Ritel ORI017 Bakal Dirilis, Berapa Kira-kira Kuponnya?Pemerintah rencananya akan menetapkan kupon untuk obligasi ritel ORI017 pada esok hari, Kamis, 11 Juni 2020.
Baca lebih lajut »
Pemerintah Optimistis Penjualan ORI017 Capai Target |Republika OnlineSituasi pasar keuangan yang mulai kondusif diyakini mampu membantu capaian target.
Baca lebih lajut »