Dulu Manusia Jadi Bingkisan, Harta yang Paling Berharga bagi Penguasa adalah Budak
PIKIRAN RAKYAT – “...Suatu pun tiada alamat al-hayat paduka Seri Sultan datang kepada tuan Gurnadur, hanyalah laki dua orang, dan kacang empat karung, dan empat ekor, dan bawang empat keranjang...”
Surat tertanggal 6 Zulkaidah 1175 H itu ditujukan kepada Gubernur VOC yang bertugas di Sulawesi. Disebutkan bahwa sultan mengirimkan sejumlah “komoditas” untuk menyertai suratnya, yakni budak, kacang, ayam , dan bawang. Hal itu lantaran terdapat 2 surat yang membahas budak sebagai komoditas perdagangan sekaligus budak sebagai bingkisan penyerta surat.
Salah satu contohnya terdapat di dalam surat ke-26 dalam Bo’ Abdul Kadim yang merupakan korespondensi dua penguasa pribumi yang masing-masing menyebut dirinya sebagai “kakanda” dan “adinda”.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Adakah Yang Lebih Manusia dari Manusia?Sekali waktu, seseorang bertanya, jika kecerdasan buatan (komputer cepat) bisa menghasilkan novel-novel bagus, bahkan lebih bagus dari karya-karya lain.
Baca lebih lajut »
Khotbah Misa Natal Katedral Jakarta, Perdagangan Manusia Jadi Sorotan - Pikiran-Rakyat.comPada momentum natal tahun ini Keuskupan Agung Jakarta juga mengajak umat katolik untuk merawat dan mengembangkan watak peduli.
Baca lebih lajut »
Daniel Mananta Beri Pesan Renungan Natal 2022 - Pikiran-Rakyat.comDaniel Mananta membeberkan bahwa pelabelan yang dilakukan manusia terhadap manusia lainnya, seharusnya dihentikan.
Baca lebih lajut »
Belajar dari Tuban: Jadi Susah Setelah Jadi Kaya DadakanWraga di Tuban kembali hidup susuah setelah sempat kaya mendadak akibat ganti rugi lahan
Baca lebih lajut »
Natal Membawa Umat Kristiani pada Perilaku Hidup Lebih BaikPeristiwa Natal harus bisa membawa hidup baru bagi umat Kristiani. Saat Natal, Tuhan menjadi manusia, menyeruapai manusia, agar manusia diangkat ke tempat yang tinggi. Nusantara AdadiKompas
Baca lebih lajut »