DPR Minta Rencana Kenaikan Tarif KRL Ditunda, Ini Alasannya
Bisnis.com, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat meminta agar Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia menunda rencana kenaikan tarif dasar KRL Commuter Line.
Agar tidak membebani rakyat, dia mengharapkan Kementerian Perhubungan sebaiknya melupakan Wacana Kenaikan Tarif KRL. Politisi fraksi PKS ini pun sangat menyayangkan ketika Pelaksana Tugas Kepala Sub Direktorat Penataan dan Pengembangan Jaringan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan kembali mengemukakan tentang usulan kenaikan tarif KRL dalam sebuah diskusi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
DPR Resmi Tak Lanjutkan Proyek Pengadaan Gorden Rumdin Anggota DPR |Republika OnlineBURT memutuskan Sekretariat Jenderal untuk tidak melanjutkan pengadaan gorden.
Baca lebih lajut »
DPR Minta KPU-Bawaslu Lakukan Simulasi Masa Kampanye 75 HariDPR meminta KPU dan Bawaslu untuk melakukan simulasi masa kampanye 75 hari pada Pemilu 2024.
Baca lebih lajut »
Ketua DPR Minta Pemerintah Jamin Hewan Kurban Bebas Penyakit Mulut dan Kuku | merdeka.comKetua DPR khawatir wabah PMK akan berdampak terhadap pasokan daging maupun hewan kurban menjelang hari raya Iduladha.
Baca lebih lajut »
Perbaikan Rel, Perjalanan KRL di Stasiun Bojong Gede-Citayam TergangguPerjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter di Stasiun Bojong Gede-Citayam terganggu akibat adanya perbaikan rel pada Rabu (18.5.2022) pagi. Alhasil, perjalanan...
Baca lebih lajut »
Perjalanan KRL Terkendala di Stasiun Bojong Gede, Ini Penjelasan KCIVP Corporate Secreatry KAI Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba memberikan penjelasan terkait kendala perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) yang terjadi di perlintasan...
Baca lebih lajut »
Aturan Baru, Kapasitas Penumpang KRL Naik Menjadi 80 Persen | merdeka.comVP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba menyampaikan, kereta komuter di wilayah aglomerasi termasuk KRL Jabodetabek dan KRL Yogyakarta-Solo diperkenankan melayani pengguna hingga 80 persen dari kapasitas atau sebanyak 130-135 pengguna per kereta.
Baca lebih lajut »