DPR meminta pemerintah membuat berbagai kebijakan untuk mengantisipasi tekanan terhadap APBN pada sisi subsidi energi pada tahun 2023 akibat tren konsumsi BBM.
Bisnis.com, JAKARTA—Anggota Badan Anggaran DPR, Said Abdullah meminta pemerintah membuat berbagai kebijakan untuk mengantisipasi tekanan terhadap APBN pada sisi subsidi energi pada tahun 2023 akibat tren konsumsi BBM terus meningkat.
Terkait hal itu, politisi PDI Perjuangan itu meminta pemerintah melakukan reformasi kebijakan subsidi energi sesegera mungkin. Salah satunya, mengubah subsidi energi yang semula berbasis komoditas menjadi berorientasi pada orang. Dia juga menambahkan bahwa pada sisi lain subsidi listrik justru diterima oleh kelompok yang tergolong mampu secara ekonomi dan ironisnya hanya 26 persen kelompok miskin dan rentan yang menikmati subsidi listrik.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pembahasan Anggaran DPR Tuai KritikPembahasan Anggaran DPR Tuai Kritik: Formappi mengkritik DPR yang tertutup dalam pembahasan Pagu Indikatif Belanja Kementerian/ lembaga tahun anggaran 2023
Baca lebih lajut »
Pemerintah Hadapi Dilema BBM & APBN, Begini Peringatan EkonomHarga minyak dunia yang masih tinggi telah menempatkan pemerintah dalam dilema terkait harga bahan bakar minyak (BBM) dan pengelolaan APBN.
Baca lebih lajut »
Puan Ingatkan Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Hadapi Krisis PertaliteKetua DPR Puan Maharani menyoroti persoalan subsidi bahan bakar minyak (BBM) khususnya Pertalite yang cukup membebani APBN. puanmaharani
Baca lebih lajut »
Mengapa APBN Rawan Jebol Meski Masih SurplusMeski masih surplus, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) rawan jebol akibat menanggung subsidi energi dan kebutuhan program jaring pengaman sosial. KoranTempo
Baca lebih lajut »
Banggar DPR Minta Pemerintah Percepat Reformasi Subsidi EnergiDi 2022 ini kuota pertalite mencapai 23 juta kiloliter dan sampai Juni 2022 telah terkonsumsi sebanyak 14,2 juta kiloliter.
Baca lebih lajut »