Proyek Flare Gas to Power ini merupakan langkah strategis Pertamina.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Head of Agreement oleh CEO Pertamina NRE, John Anis, dan Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, di Grha Pertamina , Jakarta . Secara paralel, kegiatan project expose juga digelar di Kilang Balongan, yang akan menjadi lokasi pelaksanaan proyek ini.
“Inisiatif ini sejalan dengan visi kami untuk mengoptimalkan sumber daya energi yang ada, sekaligus menurunkan emisi karbon secara signifikan,” ujarnya.Secara teknis, Flare Gas to Power bekerja dengan menangkap gas buang lewat suar yang sebelumnya dibakar di udara untuk selanjutnya diolah melalui sistem pemurnian dan diarahkan menuju turbin gas atau mesin pembangkit. Energi yang dihasilkan kemudian digunakan untuk operasional kilang atau disalurkan ke jaringan listrik.
Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI menegaskan bahwa melalui sinergi ini, KPI berpotensi mengurangi emisi CO2 sebesar 80 ribu ton Co2Eq per tahun, mengurangi konsumsi gas untuk boiler sekitar lebih dari 2,5 MMSCFD dan dan penghematan biaya bahan bakar lebih dari 9 Juta USD per tahun. Artinya, proyek ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional kilang.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Trump Gaungkan Energi Fosil, Pertamina Mau Agresif Ngebor!Presiden Trump dorong penggunaan energi fosil, sementara Pertamina Hulu Energi tetap agresif eksplorasi minyak.
Baca lebih lajut »
Pengamat: Kinerja Pertamina Mendukung Upaya Swasembada EnergiHanifa Sutrisna, pengamat energi, menyatakan kinerja Pertamina dari hulu hingga hilir sangat mendukung program swasembada energi Presiden Prabowo Subianto. Penemuan sumur migas baru, potensi energi bersih dari bahan bakar nabati, dan dukungan Pertamina Digital Hub menjadi beberapa contohnya. Hanifa menekankan pentingnya swasembada energi agar seluruh rakyat Indonesia memiliki akses yang sama terhadap energi dan Indonesia dapat memenuhi kebutuhan energi sendiri, terutama dengan mendorong energi bersih dan terbarukan. Ia juga mengapresiasi berbagai inisiatif Pertamina, termasuk pengembangan biodiesel, bioavtur, dan bioetanol. Herry Gunawan, peneliti Datanesia Institute, sepakat bahwa Pertamina berperan besar dalam mendukung swasembada energi, namun mengingatkan perlunya investasi besar yang mungkin berdampak pada laba. Herry juga menilai positif pengembangan BBN untuk transisi energi, dengan catatan harga produknya terjangkau, dan mendukung subsidi untuk BBN.
Baca lebih lajut »
Lebih Dari 5.000 Siswa Kenali Energi Transisi Lewat 12 Sekolah Energi Berdikari PertaminaPT Pertamina (Persero) telah mengedukasi 5.512 siswa dan 551 guru di seluruh Indonesia dalam 12 Program Sekolah Energi Berdikari (SEB) Pertamina di tahun kedua.
Baca lebih lajut »
Dukung Swasembada Energi, Pertamina Bangun 159 Desa Energi BerdikariPertamina mendukung swasembada energi dan pangan melalui Program Desa Energi Berdikari, membangun 159 DEB yang menghasilkan energi bersih.
Baca lebih lajut »
Pertamina NRE Komitmen Dorong Transisi Energi di IndonesiaCEO Pertamina NRE, John Anis, menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi penggerak utama transisi energi di Indonesia dengan mengembangkan bioetanol dan energi panas bumi. Dalam diskusi di Abu Dhabi Sustainability Week 2025, ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang besar dan memerlukan dukungan pemerintah serta kolaborasi internasional untuk mencapai target energi bersih.
Baca lebih lajut »
Pertamina Bantah Kabar Bright Gas 3 kg Menggantikan Gas MelonPT Pertamina Patra Niaga membantah kabar yang beredar terkait produk LPG 3 kg pink nonsubsidi (Bright gas) yang menggantikan LPG 3 kg subsidi (gas melon). Pernyataan ini menyusul rencana Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengubah pengecer LPG 3 kg menjadi pangkalan resmi mulai 1 Februari 2025.
Baca lebih lajut »