Pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan pada 20 Januari 2025.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir, menjelaskan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki tradisi mengundang kepala negara atau delegasi asing untuk menghadiri inaugurasi presiden mereka.
'Amerika tidak punya tradisi mengundang kepala negara untuk hadir di inaugurasi. Jadi, tidak ada undangan juga ya untuk delegasi,' ujar Arrmanatha saat ditemui sejumlah media di Kementerian Luar Negeri RI, Jumat .
Prabowo Subianto Donald Trump Amerika Serikat Pelantikan Donald Trump Prabowo Presiden AS
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Meta Sumbang Rp 15 Miliar Lebih untuk Pelantikan Donald TrumpMeta Platforms Inc. telah menyumbangkan US$ 1 juta (Rp 15,9 miliar) untuk dana pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Baca lebih lajut »
Mark Zuckerberg Sumbang Rp16 Miliar untuk Pelantikan Donald Trump, Pertanda Damai?Zuckerberg juga memberikan pujian terhadap respons Trump yang ia sebut badass setelah nyaris menjadi korban percobaan pembunuhan.
Baca lebih lajut »
Beda dengan Xi Jinping, Putin Tak Diundang ke Pelantikan Donald TrumpDonald Trump dikabarkan tak mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pelantikannya pada Januari 2025.
Baca lebih lajut »
Prospek Pasar Kripto Jelang Pelantikan Donald Trump pada Januari 2025Beberapa indikasi menunjukkan pasar kripto bisa berkembang pesat saat Donald Trump memimpin jadi Presiden Amerika Serikat (AS).
Baca lebih lajut »
Mahasiswa Asing Diminta Kembali ke Amerika Sebelum Pelantikan Donald Trump, Ada Apa?JPNN.com : Kampus-kampus tersebut mendorong mahasiswa asing yang pulang ke tanah air mereka saat libur musim dingin dan kembali masuk Amerika sebelum 20 Janu
Baca lebih lajut »
Toyota Sumbang Miliaran Rupiah untuk Pelantikan Donald TrumpToyota, GM dan Ford akan masing-masing menyumbangkan 1 juta dolar AS untuk membiayai acara pelantikan Donald Trump.
Baca lebih lajut »