Ditanya Kapan Harga Komoditas Kembali Normal, Ini Jawaban Sri Mulyani
Bisnis.com, JAKARTA — Harga komoditas masih sangat tinggi seiring tingginya permintaan global tetapi pasokan terbatas, salah satunya karena konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Negeri beruang merah merupakan salah satu pemasok besar sumber energi, terutama bagi Eropa.
Sri Mulyani menyebut bahwa tingginya harga secara global membuat biaya produksi energi di dalam negeri turut meningkat. Pemerintah menggunakan kas negara 'menambal' biaya produksi itu agar dampak kenaikan harga energi tidak sampai ke masyarakat secara langsung. "Diskusi dalam G20, kalau yang berantem saja [Rusia dan Ukraina] enggak tahu kapan berakhir, masa kita yang nonton tahu kapan terakhir [konflik itu sehingga dampak terhadap pasokan dan harga energi akan membaik]," ujar Sri Mulyani merespons pertanyaan itu, Selasa .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Harga Pertalite Gak Naik, Ini Kata Sri Mulyani Soal PertamaxMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin Pertalite tidak naik.
Baca lebih lajut »
Ada Perfect Storm, Ini Strategi Sri MulyaniMenkeu mengatakan, bantuan sosial jadi strategi mengatasi tekanan akibat efek domino lonjakan harga komoditas.
Baca lebih lajut »
Potret Akrab Rara Pawang Hujan Mandalika dengan Pejabat, Jokowi Hingga Sri Mulyani | merdeka.comPotret Akrab Rara Pawang Hujan Mandalika dengan Pejabat, Jokowi Hingga Sri Mulyani
Baca lebih lajut »
Sri Mulyani Ungkap Jasa Besar Vaksin dalam Pulihkan Ekonomi IndonesiaSri Mulyani Indrawati mengatakan, vaksinasi berperan dalam mempercepat pemulihan ekonomi di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Jurus Pengelolaan APBN Sri Mulyani Demi Pemerataan EkonomiJurus Pengelolaan APBN Demi Pemerataan Ekonomi Ala Sri Mulyani
Baca lebih lajut »
Tarif PPN Bakal Naik Jadi 11 Persen, Sri Mulyani: Rata-rata di Dunia Sudah 15 PersenMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tarif PPN di dalam negeri masih lebih rendah dari rata-rata tarif PPN di dunia.
Baca lebih lajut »