Gangguan gizi kronis yang terjadi banyak mengakibatkan pertumbuhan anak tidak normal dan ini menjadi pekerjaan pemerintah daerah.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan akan tetap fokus menangani permasalahan terjadi selama ini masih belum bebas dari persoalan stunting. Permasalahan tersebut, akan dilakukan di 22 Desa tersebar di 15 Kecamatan karena angka pertumbuhan pada anak masih membutuhkan asupan gizi.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, pada Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Ratih Tedjasukmana mengatakan, angka stunting di wilayahnya memang selama ini masih tinggi dan Dinas Kesehatan tetap berupaya bersama pemerintah desa dan camat akan menangani masalah tersebut. Karena, gangguan gizi bagi anak bisa dilakukan agar mereka mendapat asupan supaya pertumbuhannya normal.
Ia mengatakan, ditemukan banyaknya angka stunting di wilayahnya akan ditangani petugas dengan menyiapkan 8 langkah konvergensi di mulai dari analisa tempat situasi desa, rembuk antara pimpinan daerah bersama para camat dan kepala puskesmas sebagai upaya supaya mengetahui penanganan masalah terutama di setiap tempat dan kampanye masa 1.000 hari pertama hidup berkaitan dengan nutrisi janin harus terlindungi sejak dalam kandungan.
"Lokasi khusus stunting yang akan dilakukan petugas antara lain di Desa Cikadongdong, Cayur, Cikuya, Pusparahayu, Tanjungsari, Cimangu, Kawitan, Mandalamekar, Ciwarak, Papayan, Sukakerta, Cisarua, Sukamulya, Sirnagalih, Sirnajaya, Sukamulih, Sukajadi, Calingcing, Sukaraja, Condong, Tanjungmekar dan Sukaratu," ujarnya.
"Untuk target nasional 2024 yakni sebanyak 14 persen dari angkat 27 persen semuanya harus memiliki pandangan yang sama hingga tenaga KB ke tingkat desa agar ada upaya penurunan stunting. Karena, anggaran penanganan untuk stunting tidak boleh terganggu terutama dari Dana Alokasi Khusus sesuai kebijakan Presiden Joko Widodo dimana program yang dilakukanya telah menjadi prioritas nasional," paparnya.