Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengungkapkan analisanya terkait konflik antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo ke permukaan...
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengungkapkan analisanya terkait konflik antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo . Padahal keduanya sama-sama kader unggulan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan .
Menurut Burhan, sebelum Joko Widodo, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, mendapat mandat sebagai calon presiden dari PDIP, nama Puan Maharani adalah salah satu yang dipersiapkan untuk Pemilihan Presiden 2014, minimal sebagai cawapres. Namunketikaakhirnya PDIP memutuskan mengusung Jokowi, mau tidak mau Puan harus mengalah.
"Ketika Pak Jokowi diputuskan menjadi capres oleh PDIP , Puan kan harus bersabar. Tidak mungkin Jokowi dengan Puan, sama saja jeruk makan jeruk," kata Burhanudin Muhtadi dalam video berjudul 'Ada Apa Dengan Ganjar? - Burhanuddin Muhtadi yang diunggah di chanel Youtube Helmy Yahya Bicara, Jumat .Setelah Jokowi menyelesaikan masa jabatan dua periode, maka ini adalah kesempatan bagi Puan Maharani untuk menjadi capres atau cawapres.
Di sisi yang lain, kata Burhan, Megawati juga masih memiliki utang untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Janji ini konon tertuang dalam Perjanjian Batu Tulis setelah Prabowo menyatakan dukungan kepada Megawati pada Pilpres 2009.Burhan menjelaskan, atas dasar latar belakang itu, maka tak mengherankan jika saat ini isu yang berkembang adalah Prabowo-Puan untuk Pilpres 2024.
Lihat Juga: Banyak Pasangan Dilaporkan Ditinggal Saat Sayang-sayangnya, Si Pelaku Ghosting Terima Karma