Deteksi Covid-19 berbasis SPR, 'inovasi pertama di Indonesia' - BBC News Indonesia

Indonesia Berita Berita

Deteksi Covid-19 berbasis SPR, 'inovasi pertama di Indonesia' - BBC News Indonesia
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 BBCIndonesia
  • ⏱ Reading Time:
  • 84 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 37%
  • Publisher: 50%

Sebuah tim gabungan berupaya menciptakan alat pendeteksi Covid-19 berbasis mesin SPR (Surface Plasmon Resonance) yang diklaim mampu mengatasi kelemahan-kelemahan teknik PCR. Penciptanya mengklaim ini inovasi pertama di Indonesia.

Mikrochip yang telah ditanami bioreseptor kemudian dipasang pada perangkat SPR, lalu dialiri sampel swab.

"Berarti dia akan berhenti, berarti ada penambahan atau penempelan virus di atas chip sensornya. Ini yang akan kita deteksi. Jadi sinyal akan mengalami perubahan, bisa kenaikan atau penurunan, tergantung dari setting mode pengukuran di alat SPR," papar Isa. "Seperti kita ketahui teknik PCR, sampel swab perlu ada proses tambahan karena yang ingin kita cek itu komponen di dalam virus, material genetiknya. Jadi harus dipecah dulu, kemudian materi genetiknya diamplifikasi."

"Untuk akurasi, sebenarnya kita belum menguji real sample. Mudah-mudahan akhir bulan ini, kita bisa melakukan pengujian untuk real sample. Kita di sini sebatas menguji bagian dari virus di laboratorium non BSL." Sayangnya, kata Isa, deteksi Covid 19 SPR ini memiliki kekurangan, yakni perangkat dan chip sensornya masih impor. Menurutnya, Indonesia belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk memproduksi perangkat SPR, apalagi chip sensor. Padahal banyak anak bangsa yang mampu membuatnya."Dari kami ingin membuat sendiri, tapi memang keterbatasan waktu, butuh waktu yang cepat, sedangkan untuk pembuatan mesin SPR dan chip sensornya ini memang butuh teknologi tinggi.

"Karena hambatan ini terutama di dalam pengembangan komponen-komponen di dalam mesin itu. Contoh, bagaimana komponen di dalam yang melakukan analisis induksi ada cahaya atau foton yang datang resonasi dari elektron bebas di permukaan logam. Nah, itu sama sekali belum ada di Indonesia. Ini perlu teknologi yang cukup tinggi di dalam hal ini ke arah elektronik dan ini menjadi hambatan yang utama karena memang teknologinya sangat baru dibanding PCR," kata Irvan.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

BBCIndonesia /  🏆 42. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

19 Provinsi dengan Angka Kesembuhan COVID-19 di Atas Rata-rata Dunia19 Provinsi dengan Angka Kesembuhan COVID-19 di Atas Rata-rata DuniaPakar Satgas sampaikan 19 provinsi punya angka kesembuhan COVID-19 di atas rata-rata dunia.
Baca lebih lajut »

Update Covid-19: Tambah 2.098, Kasus Positif di Indonesia Jadi 132.816Update Covid-19: Tambah 2.098, Kasus Positif di Indonesia Jadi 132.816Adapun pasien sembuh dari Covid-19 bertambah 1.760 sehingga total menjadi 87.558.
Baca lebih lajut »

Luhut Yakin tak Ada Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia |Republika OnlineLuhut Yakin tak Ada Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia |Republika OnlineJika wabah Covid-19 pecah, seharusnya terjadi pada momentum mudik Lebaran lalu.
Baca lebih lajut »

Pasien Covid-19 Sembuh di Indonesia Menjadi 87.558 OrangPasien Covid-19 Sembuh di Indonesia Menjadi 87.558 OrangSebanyak 1.760 pasien covid-19 di Indonesia sembuh, hari ini, sehingga total yang sembuh menjadi 87.558 orang. Sebaliknya yang meninggal dunia menjadi 5.968 orang
Baca lebih lajut »

Jubir Wiku: Kasus Aktif COVID-19 Indonesia Cenderung TurunJubir Wiku: Kasus Aktif COVID-19 Indonesia Cenderung TurunJubir Wiku sampaikan kasus aktiv COVID-19 Indonesia cenderung menurun
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-03-28 18:35:55