Meskipun pemerintah mengklaim angka kemiskinan Indonesia mencapai titik terendah sepanjang sejarah, terdapat kekhawatiran bahwa standar garis kemiskinan yang digunakan terlalu rendah dan tidak mencerminkan realitas di masyarakat.
Pemerintah Indonesia mengklaim angka kemiskinan telah mencapai titik terendah sepanjang sejarah. Data Badan Pusat Statistik ( BPS ) menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan pada September 2024 adalah 8,57 persen dari total populasi, atau sekitar 24,06 juta orang. Angka tersebut menurun dari 9,36 persen atau 25,9 juta orang pada Maret 2023. Meskipun terlihat sebagai kemajuan signifikan, terdapat kekhawatiran bahwa angka kemiskinan tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan realitas di masyarakat.
Para ahli menilai standar garis kemiskinan yang digunakan Indonesia terlalu rendah dan tidak pernah diperbarui selama 26 tahun terakhir, sejak tahun 1998. Garis kemiskinan per September 2024 ditetapkan pada Rp 595.242 per bulan atau Rp 21.250 per hari. Artinya, seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya paling banyak Rp 21.250 per hari. Namun, standar ini dianggap tidak relevan untuk negara berpendapatan menengah-tinggi seperti Indonesia. Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Arief Anshory Yusuf, menyatakan bahwa standar garis kemiskinan yang digunakan Indonesia lebih rendah dibandingkan standar negara-negara di ASEAN, bahkan Timor Leste. Sebagai perbandingan, garis kemiskinan Timor Leste 1,5 kali lebih tinggi dari Indonesia. Menurut kajian Bank Dunia tahun 2017, garis kemiskinan Indonesia masih di bawah standar negara-negara seperti Filipina, Myanmar, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan bahkan beberapa negara Afrika. Arief menekankan bahwa realitas jumlah penduduk miskin di Indonesia seharusnya jauh lebih tinggi jika standar garis kemiskinan dinaikkan sesuai dengan realitas ekonomi. Ia merekomendasikan pemerintah untuk segera merevisi metodologi pengukuran garis kemiskinan dan menaikkannya untuk merefleksikan kondisi ekonomi Indonesia yang lebih akurat. Dengan demikian, lebih banyak orang yang akan mendapatkan perlindungan dan kesejahteraan melalui kebijakan perlindungan sosial, serta mengurangi ketimpangan di tengah masyarakat
KEMISKINAN INDONESIA GARIS KEMISKINAN BPS DEN Ketimpangan PROTEKSI SOSIAL
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kemiskinan Indonesia Tercatat Terendah Sepanjang SejarahBadan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga mencapai 8,57% per September 2024. Angka ini menjadi pencapaian terendah sepanjang sejarah sejak BPS mulai mengumumkan tingkat kemiskinan pada tahun 1960.
Baca lebih lajut »
Data KPU Bocor, Data Pribadi Seluruh Indonesia TerancamKurangnya perhatian terhadap perlindungan data pribadi di masa silam membuka ancaman di masa sekarang. Sebanyak 2,3 juta data pribadi sensitif warga Indonesia berhasil dipanen dari situs Komisi Pemilihan Umum.
Baca lebih lajut »
Patrick Kluivert Tiba, Diiringi Sorak 'Indonesia, Indonesia, Indonesia'Patrick Kluivert telah mendarat di Indonesia, tepatnya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pada Sabtu (11/1/2025) petang.
Baca lebih lajut »
Tarif PPN Indonesia Diprencanakan Naik, Masih Terendah di Asia TenggaraPemerintah Indonesia berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai tahun 2025. Meski rencana kenaikan ini menuai penolakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa tarif PPN di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Data Kementerian Keuangan menunjukkan bahwa Italia memiliki tarif PPN tertinggi di dunia dengan 22%, sedangkan Thailand memiliki tarif PPN terendah dengan 7%.
Baca lebih lajut »
NTT DATA Business Solutions Indonesia Dorong Akselerasi Transformasi DigitalNTT DATA Business Solutions Indonesia semakin kokoh sebagai motor penggerak utama percepatan transformasi digital di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Inflasi Indonesia 2024 Tembus 1,57%, Terendah dalam SejarahInflasi Indonesia pada tahun 2024 mencapai 1,57%, menjadi angka terendah sepanjang sejarah. Fenomena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk melemahnya daya beli dan normalisasi harga bahan pangan.
Baca lebih lajut »