Perancang busana Chitra Subyakto tekun belajar. Dari kegandrungannya pada pakaian, ia menemukan gerbang dalam hening untuk meramaikan aksi menjaga bumi dan generasi.
Kawasan Kemang, Jakarta, pada Selasa siang itu, seperti biasa, riuh deru kendaraan bercampur asap dan debu yang menyesakkan hidung. Rewelnya klakson yang menggebu-gebu juga tak mau kalah berlomba memekakkan telinga. Ruwet.
Bahkan, ia membuat representasi ibu bumi lewat model Fahrani hingga sosok setan melalui kakaknya, Jay Subyakto. Ada juga instalasi lain dengan bentuk menyerupai tangan robot dan tumpukan perca kain menggunung menyerupai monster yang merupakankarya Eko berjalan di atas landas peraga. ”Aku minta izin dulu ke Mas Eko untuk pakai karyanya. Kami punya sesuatu yang sama, Mas Eko ikonnya mata, Sejauh Mata Memandang juga mata. Spiritnya juga sama,” jelas perempuan berdarah Aceh ini.
”Masuk ke ritel ini sebenarnya belajar hal yang mungkin aku kurang menikmati, tapi penting. Dari mengurus administrasi, membaca laporan, proses produksi, bertemu dengan artisan. Jadi, justru makin dalam dan makin banyak lagi belajar di situ,” ujar Chitra. Bertemu dengan perajin seperti Wibowo Akhmad dari Rabersa di Wonosobo, Chandra Kirana Prijosusilo dari Sekar Kawung, Asyfa Fuadi dan Mugi Raharjo dari Pekalongan, memantiknya berkreasi untuk menghasilkan benang yang tipis seratnya sehingga mampu menciptakan baju yang tidak tebal.ataupun mode berkelanjutan. Baginya kehidupan memang berkaitan dari alam sejak dulu kala.
”Aku enggak mengklaim atau memonopoli. Justru membuka supaya semua orang bisa berhubungan dengan mereka dan bisa bekerja sama. Aku yakin dampaknya bisa makin besar. Karena aku hanya mampu dengan langkah kecil seperti ini,” ucap perempuan vegetarian ini. Layaknya di Peru, Amerika Selatan, tempat Chitra Subyakto berlibur selama dua pekan silam. ”Wah, enak banget sih. Sepi dan tenang banget. Dan, kita harus belajar sih dari mereka soal mengelola wisata. Banyak, ya, kita harus belajar,” katanya membuka obrolan.
Tahun sebelumnya, Chitra juga menggebrak landas peraga melalui koleksi Tarum dengan para model beserta dirinya membawa poster-poster bertuliskan ”Menolak punah”, ”Pukul mundur krisis iklim”, ”Selamatkan orang utan, selamatkan masa depan”, ”Terus berjuang demi laut bersih”, sampai ”Peace No War”. Perlahan, ia bergerak mulai menentukan kekhasan dari produk busana yang akan dibuatnya. Berkaca dari masa kecil melihat ibu dan neneknya yang gemar berkebaya, Chitra terinspirasi untuk membuatnya sesuai dengan zaman yang dijejakinya sekarang. Mengadopsi kebaya dan baju kurung, lahirlah siluet yang kini diminati.
Sejauhmatamemandang Sirkular Utama
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ada Kemungkinan Inti Bumi Bocor, Ini Penjelasan Dugaan Itu dari IlmuwanBUMI memiliki sejumlah lapisan dengan struktur yang unik Salah satu lapisan Bumi ialah inti bumi yang merupakan pusat Bumi yang sangat panas dan padat Ada kemungkinan inti bumi bocor
Baca lebih lajut »
Perkuat Tata Kelola, Bumi Resources (BUMI) Sabet Dua Penghargaan IniBUMI menunjukan konsistensinya dengan meningkatkan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik dalam menjalankan bisnisnya.
Baca lebih lajut »
Info Terkini Gempa M4,8 Guncang Pasaman Barat Sumbar Akibat Aktivitas Sesar MentawaiGempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Sesar Mentawai.
Baca lebih lajut »
Terapkan ESG, BUMI Raih Penghargaan IniPT Bumi Resources Tbk (BUMI) meraih penghargaan spesial The ESG Merit in Sustainable Stewardship Award.
Baca lebih lajut »
Dari Lapangan ke Lingkungan: Kolaborasi Pegadaian, PT LIB, Persiraja, dan Suporter untuk Bumi yang Lebih BaikDari Lapangan ke Lingkungan: Pegadaian Peduli Liga 2 Bersama Persiraja dan Suporter Menanam Harapan Lewat Penghijauan.
Baca lebih lajut »
Ini Tempat Teraman di Bumi untuk Hadapi Kiamat, Sudah Teruji Aman dari Berbagai Perang dan PandemiIklim dingin alami di sana membantu menjaga keanekaragaman hayati dan keawetan benih.
Baca lebih lajut »