Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan, dari Sabang sampai Merauke banyak orang yang hidup dengan menjadi nelayan lobster yang menangkap dengan alat tangkap tradisional serta tidak merusak lingkungan. Lobster
Petambak memperlihatkan udang lobster hasil budidaya keramba apung di Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, Kamis
"Banyak, dari Sabang sampai Merauke masyarakat tegantung hidupnya dari mengambil anakan lobster ini dan ngambilinnya juga tidak menggunakan alat bantu ekstrim," kata Menteri Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis. Bahkan, lanjutnya, bagi perorangan yang ingin bergelut dengan lobster, tidak diperlukan izin khusus selama bertujuan untuk konsumsi sendiri.Dikatakan Menteri Edhy, izin diwajibkan bagi perusahaan atau badan hukum guna memudahkan fungsi pengawasan oleh pemerintah.
"Pada pelaku usaha yang minta izin itu untuk membina nelayan ini masyarakat. Karena nanti kalau dijual, harganya harus pasti dan kami wajibkan minimal Rp5.000," tegasnya.Adapun alasan dia melegalkan penangkapan benih lobster lantaran survival ratenya sebesar 0,02 persen atau hanya satu yang hidup dari 20.000.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Di Era Edhy Prabowo, KKP Disebut Tak Pernah Didemo NelayanPengamat menyebut kebijakan Menteri Edhy soal pencabutan larangan ekspor benih lobster baik bagi keberlangsungan nelayan, lobster di alam, dan devisa negara.
Baca lebih lajut »
Ikuti Arahan Presiden, Menteri Edhy Blusukan ke Kampung NelayanMenteri KKP Edhy Prabowo mengitari pesisir menemui para nelayan Pantura Jawa Barat dan Jawa Tengah. MenteriKKP
Baca lebih lajut »
Miopia dalam Polemik Ekspor Benih LobsterSeperti mata rabun jauh, kebijakan lobster antara Menteri Edhy dan Susi Pudjiastuti sejatinya mengidap 'penyakit' yang sama: miopia.
Baca lebih lajut »