Jumlah kasus COVID-19 yang mencapai lebih dari 25.000 menjadikan sejumlah rumah sakit di Surabaya penuh dan tidak dapat lagi menampung pasien baru.
-nya maupun sarana yang lainnya, juga sudah sangat tidak memungkinkan untuk menerima pasien yang baru, untuk pasien COVID, tetapi kami masih tetap berusaha untuk bisa menerima pasien-pasien yang memang non-COVID, yang bukan COVID, yang memang emergency dan membutuhkan pertolongan, walaupun slotnya atau ketersediaan bed pun juga sudah tersita cukup banyak untuk pasien-pasien yang COVID,” terang Agung Kurniawan.
“Dengan sistem, kalau saya katakan, seperti congklak, kalau orang Jawa bilang dakon. Jadi mana yang kosong kita isi, mana yang kosong kita isi di ruang isolasi khusus. Kemudian, kita cari relawan,” lanjutnya. Agung mengatakan, pemerintah perlu memperhatikan ketersediaan pasokan obat-obatan yang dibutuhkan untuk terapi penyembuhan pasien, serta ketersediaan alat penunjang lainnya termasuk tabung oksigen.
Warga yang dinyatakan sembuh meninggalkan Asrama Haji Surabaya yang dipergunakan untuk isolasi dan perawatan pasien positif corona . Hal senada juga diungkapkan Riki Rinjani, apoteker di Sidoarjo. Setiap kali obat dan vitamin yang dibutuhkan untuk pengobatan COVID-19 tersedia, stok tersebut langsung habis terjual. Riki berharap, pemerintah daerah melakukan intervensi pasar untuk mengendalikan kelangkaan dan kenaikan harga obat, serta produk kesehatan lainnya yang terkait terapi COVID-19. Selain itu, ia mengharapkan agar industri farmasi segera meningkatkan produksinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.