Pemerhati masalah perkotaan Yayat Supriyatna menilai permasalahan COVID-19 tidak akan selesai jika instrumen kebijakan mudik tidak tegas dan tidak terintegrasi. Yayat mengibaratkan Corona seperti api. VirusCorona Mudik
tidak akan selesai jika instrumen kebijakan mudik tidak tegas dan tidak terintegrasi. Yayat mengibaratkan Corona seperti api.
"Bahwa api tidak akan pernah padam kalau persoalan panas dan asapnya ini ke mana-mana. Jadi percikan api dari COVID-nya yang tidak dipadamkan akan menyebar ke tempat lain, kalau instrumen kebijakan itu tidak tegas tidak terintegrasi dan sanksinya tidak optimal di lapangan," kata Yayat dalam siaran langsung kepada wartawan, Rabu .Yayat menuturkan, persoalan paling mendasar saat ini mengenai sanksi apa yang tepat untuk diberikan kepada masyarakat yang masih nekat mudik.
"Karena persoalan mendasar saya pengin tahu sebetulnya sanksi apa yang paling tepat dijatuhkan kepada mereka yang mudik. Kementerian Perhubungan bilang soal sanksi itu diberikan pada otoritas Korlantas pada hal ini. Korlantas juga harus memperjelas kalau menahan susah, nah kalau memasukkan ke penjara, penjara justru mengeluarkan orang. Memberikan sanksi ekonomi orang nggak mampu bayar denda," tuturnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Infrastruktur Rumah Sakit di Pulau Jawa Dinilai Tak Cukup Tangani Pasien CoronaKebutuhan infrastruktur rumah sakit yang ada di Indonesia saat ini tidak bisa menampung daripada jumlah korban terpapar virus corona.
Baca lebih lajut »
Menyoal Bujet Corona Rp405,1 T yang Dinilai 'Kurang Gigit'Ekonom menghitung kebutuhan anggaran penanganan pandemi corona bahkan mencapai Rp1.296 triliun atau 8 persen dari PDB Indonesia.
Baca lebih lajut »
Karena Corona, Ramadhan Tahun Ini Bakal Sangat BerbedaPembatasan fisik akibat corona memaksa Muslim di rumah saat Ramadhan.
Baca lebih lajut »
Jepang Bakal Beri Bantuan Ekonomi ke PSK di Tengah CoronaPekerja Seks Komersial (PSK) akan mendapatkan bantuan ekonomi dari pemerintah Jepang untuk meredam dampak wabah virus corona pada pelaku bisnis prostitusi.
Baca lebih lajut »
Pandemi Corona, London Fashion Week Juni Bakal Digelar OnlineLondon Fashion Week pada Juni 2020 akan digelar melalui platform digital karena pandemi corona, bisa disaksikan semua orang.
Baca lebih lajut »