New York dijuluki kota yang tak pernah tidur dan virus corona mengubahnya dengan drastis.
'Jumlah kematian membuat saya tercekat': Tingginya kasus Covid-19 di antara warga kulit hitam Amerika Serikat
Serangan yang disebut secara resmi sebagai"serangan teroris terbesar dalam sejarah Amerika Serikat itu memakan koran 2.753 jiwa. Sebuah rumah sakit darurat berupa tenda putih raksasa dibangun di taman itu untuk menampung puluhan pasien Covid-19. Presiden Donald Trump sudah menyetujui pengiriman kapal rumah sakit militer USNS Comfort ke Manhattan untuk mulai merawat pasien Covid-19.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kurva Penularan Virus Corona di New York Mulai MendatarGubernur New York Andrew Cuomo hari Jumat (10/4) mengatakan, ia “optimistis” negara bagian di Amerika yang paling parah dilanda penularan virus corona, itu mulai melihat adanya jumlah penularan yang d
Baca lebih lajut »
Deretan Penyebab Virus Corona Meledak di New YorkJumlah kasus positif virus corona di New York bahkan mengalahkan Spanyol dan Italia di mana keduanya sempat menjadi negara dengan pasien terbanyak di dunia.
Baca lebih lajut »
New York Makamkan Korban Corona di Pulau Jasad Tak DikenalNew York City bakal menguburkan pasien positif terjangkit Covid-19 di Pulau Hart, kawasan yang kerap jadi tempat pemakaman jasad tak dikenal.
Baca lebih lajut »
Total Kasus Corona di New York Lampaui Spanyol-Italia, Pemakaman Massal DigelarNegara bagian New York, Amerika Serikat, mencatat kasus tertinggi virus Corona di dunia. Sementara pemakaman massal digelar di kota New York.
Baca lebih lajut »
Wali Kota New York Tutup Sekolah Hingga September |Republika OnlineMenjadi episentrum Covid-19, New York tutup sekolah hingga September.
Baca lebih lajut »
Sandiaga: WNI Pengurus Masjid di New York Meninggal karena COVID-19'Kabar duka dari Kota New York, Amerika Serikat. Pak Aji Sastra, salah satu warga Indonesia di New York meninggal dunia akibat keganasan COVlD-19,' kata Sandi.
Baca lebih lajut »