Sri Mulyani menyatakan risiko perekonomian bergeser dari pandemi COVID-19 ke tekanan ekonomi global. Berikut pernyataan lengkapnya.
Perang di Rusia dan Ukraina serta tegangnya China dan Taiwan menjadi ancaman baru bagi perekonomian global termasuk Indonesia.
Sri Mulyani menjelaskan pasca pandemi COVID-19 situasi tidak baik-baik saja, terjadi disrupsi sisi supply alias produk-produk dan distribusi barang tidak berjalan lancar. Hal ini yang menyebabkan pada saat mobilitas masyarakat mulai tinggi terhadap permintaan barang dan jasa, permintaan itu tidak bisa dipenuhi oleh sisi produksinya."Karena sesudah 2 tahun terkena pandemi ternyata normalisasi produksi tidak begitu saja mudah terjadi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sri Mulyani Was-was dengan Konflik China vs Taiwan, Nih Dampaknya!Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku was-was dengan konflik China vs Taiwan. Ternyata ini dampaknya ke perekonomian.
Baca lebih lajut »
China Perluasan Latihan Perang, Taiwan Simulasi Tembakan Langsung Artileri HowitzerDiplomat tinggi Taiwan menuduh China mensimulasikan invasi ketika militer Taiwan dan China melakukan latihan di Selat Taiwan.
Baca lebih lajut »
Makin Panas, Taiwan Tolak Satu Negara Dua Sistem ChinaJuru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan Joanne Ou mengatakan, hanya rakyat Taiwan-lah yang dapat memutuskan masa depannya sendiri.
Baca lebih lajut »
Pilih Melawan, Taiwan Tolak Model 'Satu Negara, Dua Sistem' ChinaTaiwan menolak model satu negara, dua sistem yang diusulkan China. Taiwan menolak model satu negara, dua sistem yang diusulkan oleh China dalam sebuah...
Baca lebih lajut »
Latihan Militer China Dekat Taiwan Disebut Bisa Menjadi Latihan RegulerAnalis memprediksi latihan militer China, yang menargetkan Taiwan, kemungkinan akan menjadi reguler di kawasan lepas pantai.
Baca lebih lajut »
Latihan Militer China Vs Taiwan: Antara Teror & NasionalismeLatihan militer China yang menargetkan Taiwan telah menetapkan normal baru.
Baca lebih lajut »