China menyatakan, kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, bersifat “proteksionis” dan melanggar aturan WTO.
Permintaan Beijing untuk melakukan konsultasi perdagangan dengan AS muncul saat kebingungan terjadi di kalangan perusahaan jasa pengirim barang dan peritel berkenaan dengan keputusan Trump menutup pengecualianitu selama ini dimanfaatkan oleh perusahaanSeorang pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan, semua paket kecil dari China dan Hong Kong harus memiliki dokumen pabean yang terdaftar sebelum kedatangan dan ada potensi beberapa kargo dikembalikan jika tanpa dokumen tersebut.
WTO mengatakan, China mengajukan permintaan konsultasi dengan AS terkait tarif. Dalam dokumen permintaannya itu China berpendapat, tarif impor baru Trump yang bertujuan menghentikan aliran fentanil opioid dan bahan kimia prekursor ke AS"berlandaskan pada tuduhan yang tidak berdasar dan salah mengenai China.”tersebut bersifat diskriminatif, hanya berlaku untuk barang-barang yang berasal China, dan tidak konsisten dengan kewajiban AS di WTO.
Permintaan konsultasi itu merupakan awal dari proses sengketa yang dapat mengarah pada putusan bahwa tarif yang diberlakukan Trump melanggar aturan perdagangan, seperti yang diputuskan WTO tahun 2020 terkait tarif impor terhadap barang-barang China pada periode pertama jabatan Trump. Namun kemenangan seperti itu tampaknya tidak akan membawa kelegaan bagi Beijing. Pasalnya, Badan Banding WTO sebagian besar tidak berfungsi selama bertahun-tahun, setelah AS memblokir pengangkatan hakim banding dengan alasan badan itu terlalu melampaui kewenangannya. Hal itu menghambat pengambilan keputusan akhir dalam kasus tahun 2020.Perusahaan Layanan Pos AS mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya akan kembali menerima paket dari China dan Hong Kong.
Kebijakan Tarif AS Dan China WTO Kebijakan Tarif Impor Trump Kebijakan Tarif Trump Pajak De Minimis De Minimis - - - -
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)Artikel ini menjelaskan tentang Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), badan internasional yang mengatur kebijakan perdagangan global. WTO didirikan pada 1 Januari 1995 untuk memfasilitasi perdagangan internasional yang lebih bebas dan adil. Artikel tersebut membahas sejarah WTO, tujuan utama, prinsip utama, fungsi dan peran serta struktur organisasi WTO. Artikel ini juga menjabarkan bagaimana WTO bekerja untuk mencapai tujuannya dan dampaknya bagi perdagangan global.
Baca lebih lajut »
Kecam Pemberlakuan Tarif AS, Dubes China di PBB Ajukan Gugatan ke WTODuta Besar China untuk PBB Fu Cong pada hari Senin (3/2) mengatakan rencana Amerika untuk menerapkan tarif baru pada negaranya melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). “Tentu saja, kami menentang keras kenaikan tarif yang tidak beralasan ini, dan kami percaya bahwa ini melanggar...
Baca lebih lajut »
Masih Remaja, Barron Trump Kantongi Kekayaan Rp 1.300 TriliunBarron William Trump anak termuda Presiden Donald Trump dengan Melania Trump menjadi banyak diperbincangkan dunia.
Baca lebih lajut »
China Kecam Aturan Tarif Baru Donald Trump, Bertekad Ambil Tindakan BalasanKementerian Perdagangan China menegaskan akan mengambil tindakan balasan dan mengajukan gugatan ke WTO.
Baca lebih lajut »
Agustinus Tenau Mengadukan Penyelenggara Pemilu Maybrat kepada DKPPJPNN.com : Pihak Agustinus Tenau menduga penyelenggara pemilu bekerja sama dalam upaya memenangkan pasangan tertentu.
Baca lebih lajut »
China Minta AS Fokus pada Kerjasama, Bukan Konfrontasi dalam Masa Jabatan Kedua TrumpChina mendesak Amerika Serikat untuk fokus mengelola hubungan kedua negara melalui jalur kerja sama, bukan konfrontasi, ketika Presiden Donald Trump memulai masa jabatan keduanya. Beijing berharap untuk mengurangi kesalahpahaman melalui interaksi dan pertukaran sejak awal masa jabatan kedua Trump. China dan tim Trump melakukan sejumlah komunikasi tingkat tinggi menjelang pelantikan Trump, termasuk pembicaraan via telepon antara Presiden Amerika Serikat dan Presiden China Xi Jinping.
Baca lebih lajut »