Cerita Watu Nganten Blora hingga Pantangan Menikah Warga 2 Desa

Indonesia Berita Berita

Cerita Watu Nganten Blora hingga Pantangan Menikah Warga 2 Desa
Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama
  • 📰 detikcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 63 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 28%
  • Publisher: 51%

Watu Nganten di Blora diyakini sakral oleh sebagian warga. Ada cerita rakyat di balik keberadaan batu itu, hingga pantangan menikah bagi warga dari dua desa.

Watu ngantendi pinggir permakaman umum Dukuh Ngelobener, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Sabtu . Foto: Achmad Niam Jamil/detikJatengWatu Nganten atau Batu Pengantin di Kabupaten Blora diyakini sakral oleh sebagian masyarakat. Ada cerita rakyat di balik keberadaan batu itu tentang sepasang pengantin baru yang dikutuk menjadi batu karena buang hajat sembarangan. Berikut ceritanya.

Situs Watu Nganten berada di pinggir permakaman umum di Dukuh Ngelobener, Kelurahan Jepon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Oleh warga sekitar, batu di bawah pohon beringin itu dibuatkan naungan sederhana berpilar kayu dan beratap genting. Ada lima kendi di dekat Watu Nganten itu. Tiga kendi terletak di atas batu kumbung. Dua kendi lainnya berada di bawah, salah satunya dalam kondisi pecah.

ketua RW setempat, Japar mengatakan ada cerita bahwa Batu Nganten itu awalnya adalah dua sejoli yang baru menikah. Mempelai wanitanya dari Desa Brumbung, Kecamatan Jepon, Blora. Adapun mempelai prianya dari Dukuh Ngelobener, Jepon, Blora.di rumahnya, Japar menceritakan pernikahan itu diselenggarakan di rumah mempelai wanita. Setelah itu, sepekan kemudian akan diadakan acara ngunduh mantu di rumah pihak lelaki.

Meski tidak bisa memastikan kebenaran cerita turun-temurun itu, Japar berujar, hingga kini ada kepercayaan bahwa tidak diperkenankan ada pernikahan antara warga Desa Brumbung dengan warga Dukuh Ngelobener, Kelurahan Jepon.Dia menambahkan, Watu Nganten hingga kini dikenal sebagai tempat yang sakral untuk menghormati leluhur. Setiap tahun, warga menggelar hajatan di Watu Nganten bersamaan dengan acara sedekah.

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

detikcom /  🏆 29. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Dinasti Politik Kerap Korup, Tak Ada Penerus maka Tak Ada Lagi Akses Ekonomi - Pikiran-Rakyat.comDinasti Politik Kerap Korup, Tak Ada Penerus maka Tak Ada Lagi Akses Ekonomi - Pikiran-Rakyat.comDinasti Politik Kerap Berujung Korupsi, Pengamat: Tidak Ada Lagi Akses Ekonomi: Jejaring kekerabatan dan pewarisan jabatan yang dibangun dalam politik praktis telah memiliki sisi yang kelam.
Baca lebih lajut »

Ramai Kasus Penculikan Anak, Iptu Umbaran Wibowo Sambangi Sejumlah Sekolah di BloraRamai Kasus Penculikan Anak, Iptu Umbaran Wibowo Sambangi Sejumlah Sekolah di BloraIptu Umbaran Wibowo memberikan imbauan berupa langkah kewaspadaan jika ada orang asing yang mendekat.
Baca lebih lajut »

27 Desa di Blora Gelar Pilkades Serentak Juli 2023, Ini Daftarnya27 Desa di Blora Gelar Pilkades Serentak Juli 2023, Ini DaftarnyaSebanyak 27 desa di Kabupaten Blora, Jawa Tengah (Jateng), akan digelar Pilkades serentak pada bulan Juli 2023 nanti.
Baca lebih lajut »

Asal Usul Kabupaten Blora, Berawal dari Cerita Rakyat BelorAsal Usul Kabupaten Blora, Berawal dari Cerita Rakyat BelorBlora merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayahnya mencapai 1.820,59 km2 yang terbagi ke dalam 16 Kecamatan. Blora merupakan...
Baca lebih lajut »

Wali Kota Siapkan Akomodasi Warga yang Hadir di Satu Abad NU |Republika OnlineWali Kota Siapkan Akomodasi Warga yang Hadir di Satu Abad NU |Republika OnlineDiperkirakan ada 7 ribu warga yang difasilitasi untuk hadir di acara NU.
Baca lebih lajut »

Misteri Keranda 'Penjemput Nyawa' di BlitarMisteri Keranda 'Penjemput Nyawa' di BlitarDi Blitar pernah ada keranda yang dianggap sebagai 'penjemput nyawa'. Sebab saat warga menggunakan keranda tersebut, ada 43 warga meninggal dalam 47 hari. via detik_jatim
Baca lebih lajut »



Render Time: 2025-02-26 20:17:54