Buwas Kembali Ungkit Mafia Beras, Satgas Pangan Polri Klaim Sudah Kantongi Nama Pelaku TempoBisnis
TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Tugas Pangan Polri menyatakan akan terus menyelidiki laporan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas soal adanya mafia beras. Keberadaan mafia beras tersebut diduga menjadi penyebab tingginya harga beras di Tanah Air sejak akhir tahun lalu.Wakil Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegar mengatakan pihaknya bakal memberikan peringatan keras hingga penegakan hukum pada para mafia tersebut.
Ia pun memperingatkan kepada para pedagang agar berhenti menjual beras Bulog dengan harga tinggi. Adapun Bulog membanderol harga beras sebesar Rp 8.300 per kilogram. Buwas blak-blakan soal mafia berasSebelumnya, dalam kesempatan yang sama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas bicara blak-blakan soal mafia. 'Sebenarnya saya sudah tahu dan saya tidak bodoh-bodoh amat kalau tanda kutip ada mafia. Memang ada,' kata Buwas.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Polri Bakal Buka Kembali Perkara Pemerkosaan Pegawai Kementerian KoperasiBareskrim Polri telah meminta gelar perkara ulang kasus dugaan pemerkosaan pegawai di Kementerian Koperasi dan UKM. Tak tertutup kemungkinan gelar perkara ulang dilaksanakan di Bareskrim. Metropolitan AdadiKompas
Baca lebih lajut »
BI Naikkan Suku Bunga Lagi, Tapi Investor Tetap Buru SBNYield SBN kembali melandai pada hari ini, setelah Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuannya.
Baca lebih lajut »
Buwas Ungkap, Ternyata Ada Ini di Balik Harga Beras TerbangBuwas menduga ada mafia di balik kisruh beras di dalam negeri.
Baca lebih lajut »
Begini Ramalan Bos Bulog Soal Harga Beras, Turun Gila-gilaan?Buwas meramalkan harga beras segera turun, tapi ada syaratnya.
Baca lebih lajut »
Pertemuan Rahasia Para Mafia Beras di Dekat Kantor Bulog TerkuakDirut Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas menguak pertemuan para mafia beras di dekat Kantor Bulog.
Baca lebih lajut »