Bursa Eropa dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini, Jumat (17/4/2020) ditopang oleh harapan akan obat baru untuk virus corona (Covid-19).
atau Covid-19 yang dikembangkan Gilead Sciences menunjukkan hasil yang menggembirakan dalam uji coba.
Indeks Stoxx 600 naik 2,62 persen, DAX Jerman naik 3,21 persen, FTSE Inggris naik 3,02 persen, CAC Prancis naik 3,69 persen, FTSE MIB Italia naik 2,1 persen. Media STAT melaporkan bahwa sebuah rumah sakit di Chicago, AS mengobati pasiennya dengan Remdesivir menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang cepat. Pelaku pasar berharap bahwa laporan ini bisa menjadi petunjuk kapan virusNegara-negara di seluruh dunia, termasuk AS dan Jerman, tengah bersiap-siap membuka kembali pembatasan aktivitas ekonomi mereka seiring dengan berkurangnya kasus-kasu baru.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global menyusut 3 persen tahun ini, lalu rebound 5,8 persen tahun berikutnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Presiden Komisi Uni Eropa Serukan Konferensi Donor Vaksin Covid-19Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Rabu (15/4) meminta diselenggarakannya konferensi para donor pada 4 Mei untuk menggalang dana bagi pembuatan dan penyebaran global vaksin COVID-19. Be
Baca lebih lajut »
Bursa Eropa Ditutup Melemah di Bawah Tekanan Covid-19Bursa Eropa ditutup melemah hingga 3 persen pada perdagangan Rabu (15/4/2020) akibat kekhawatiran pasar akan dampak ekonomi virus corona atau Covid-19.
Baca lebih lajut »
Eropa Masuk Periode Kritis, Kasus Covid-19 Hampir 1 Juta OrangAwan badai pandemi Covid-19 masih menggantung di kawasan Eropa.
Baca lebih lajut »
Immobile Teratas di Eropa - Olah Raga - koran.tempo.coMereka adalah para raja di liga-liga Eropa sebelum kompetisi terhenti.
Baca lebih lajut »
Jumlah Pasien Corona Tembus 2 Juta, Terbanyak di Eropa dan AmerikaPandemi virus Corona COVID-19 belum juga mereda. Jumlah kasus positif hingga saat ini telah menembus angka 2 juta, terbanyak di Eropa dan Amerika Serikat. Coronavirus via detikHealth
Baca lebih lajut »