SINDROM Burnout yang menghinggapi tenaga medis selama pandemi covid-19 muncul akibat respon kronik terhadap stressor di tempat kerja, seiring dengan meningginya jumlah kasus.
Dokter Dewi Sumaryani Soemarko, MS, SpOK dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI mengungkapkan, sindrom burnout ini muncul dengan sejumlah gejala seperti keletihan emosi, kehilangan empati dan hilangnya rasa percaya diri.
Dikutip dari laman helpguide.org, seseorang yang mengalami sindrom burnout akan merasa kelelahan sangat dan sepertinya masalah tampak tidak dapat diatasi. Semuanya tampak suram dan sulit untuk mengumpulkan energi untuk peduli, apalagi mengambil tindakan untuk membantu diri sendiri.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
100 Dokter Meninggal Tangani Covid, IDI: Semoga Jadi Teladan |Republika OnlinePB IDI berharap kematian para tenaga medis bisa menjadi teladan bagi dokter yang lain
Baca lebih lajut »
Erick Thohir: Semua Harus Interospeksi DiriTerkait proteksi, tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 akan diprioritaskan pemerintah dalam pemberian vaksinasi.
Baca lebih lajut »
Tim Mitigasi IDI Soroti Penyebab Risiko Tenaga Medis Terpapar COVID-19Tim Mitigasi IDI menyoroti penyebab risiko tenaga medis terpapar COVID-19.
Baca lebih lajut »
Studi: 83 Persen Nakes Alami Burnout Sedang sampai BeratStudi mendapati 82 persen tenaga kesehatan mengalami burnout sedang, sementara 1 persen burnout tingkat berat. Pada level berat, burnout akan sulit ditangani.
Baca lebih lajut »
Tenaga Medis Alami Sindrom Burnout, Kenali Tanda-tandanyaDalam riset yang dilakukan terhadap 1.461 tenaga kesehatan, ditemukan fakta bahwa 82% responden yang mengalami burnout syndrome tingkat sedang dan 1% tingkat berat.
Baca lebih lajut »
100 Dokter Gugur Akibat Covid-19, IDI Gelar Doa Bersama dan Heningkan CiptaAcara ini digelar sebagai bentuk keprihatinan pada banyaknya dokter dan tenaga medis lain yang gugur dalam menangani Covid-19.
Baca lebih lajut »