Menurutnya, salah satu penyumbang sampah plastik dalam jumlah besar yakni air minuman dalam kemasan kecil.
"Dalam operasional sehari-hari, kami bisa buktikan bahwa sampah kemasan kecil tak punya nilai bagi industri daur ulang. Makanya kemasan kecil inilah yang menjadi persoalan sampah sesungguhnya, berpotensi tercecer, sulit dipungut dan menambah timbunan sampah," katanya.
Menurutnya bahkan hal tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang telah berlaku terkait peta pengurangan sampah. "Tak sesuai dengan Permen KLHK no 75 tahun 2019, mengenai peta pengurangan sampah dan usaha phasing out kemasan di bawah 1 liter," jelasnya.Ia menjelaskan, penggiringan opini yang keliru bisa merugikan banyak pihak dalam rantai daur ulang sampah plastik.
"APSI yang ikut berpartisipasi menjaga lingkungan dengan cara daur ulang sampah plastik pasti dirugikan dengan pembelokan fakta ini. Jangan sampai karena kepentingan persaingan usaha, terus mengeluarkan pendapat yang menyesatkan masyarakat," tutupnya.