Menteri Keuangan Sri Mulyani ingatkan ancaman resesi yang akan terjadi pada 2023 saat membuka perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) perdana di tahun ini.
Bagikan A- A+ Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan ancaman resesi yang bakal terjadi pada 2023 saat hadir dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, Senin .
Adapun ujian berat yang akan dihadapi oleh seluruh pemangku kepentingan yaitu bagaimana mengendalikan inflasi global, mencegah terjadinya resesi, dan terus meningkatkan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Lebih lanjut, dia menjelaskan pemerintah memberikan penekanan untuk integritas akuntabilitas, dan kredibilitas akan ditopang dengan pelaksanaan Undang-undang PPSK , yang telah ditetapkan beberapa waktu lalu.
“Ini adalah suatu tugas yang tidak mudah, namun harus dilakukan. Ini juga merupakan tugas untuk menggapai potensi capital market yang begitu sangat besar di Indonesia,” imbuhnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Apa Harapan Sri Mulyani di Tahun 2023Apa harapan Menteri Keuangan Sri Mulyani buat ekonomi RI di 2023?
Baca lebih lajut »
2023, Sri Mulyani Dorong Peran Investor Muda di Pasar ModalSri Mulyani: 2023 Saatnya Investor Muda Kuasai Pasar Modal RI
Baca lebih lajut »
Iwan Fals Meriahkan Acara Tahun Baru Indosiar Malam IniMenyambut tahun baru 2023, Indosiar mempersembahkan program acara spesial Happy New Year Indonesia 2023.
Baca lebih lajut »
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Jayapura, Gempa Merusak Pertama di 2023Gempa merusak pertama kali di 2023 terjadi di Jayapura hari ini, Senin 2 Januari 2023.
Baca lebih lajut »
2 Januari 2023, Perdagangan di Bursa Efek Akan Dibuka JokowiJokowi diagendakan membuka langsung perdagangan bursa setelah libur akhir tahun 2022.
Baca lebih lajut »
Pergerakan IHSG Diproyeksi Terbatas pada Hari Pertama Bursa 2023 - JawaPos.comKetidakpastian diprediksi masih akan muncul pada 2023. Mulai dari inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, risiko resesi, sampai konflik geopolitik
Baca lebih lajut »