BPJS Watch menilai kenaikan iuran BPJS Kesehatan tidak tepat karena terjadi saat daya beli masyarakat melemah.
Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan prediksi Bank Indonesia tingkat inflasi pada Mei 2020 hanya 0,09 persen secara bulanan . Inflasi ini merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir. Padahal, bulan ini terjadi momentum ramadan di mana normalnya inflasi cenderung lebih tinggi. Kondisi tersebut, kata dia, mengindikasikan jika keuangan masyarakat sedang ketat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
27 Persen Peserta BPJS Kesehatan Malang Tunggak Iuran |Republika OnlineJumlah tunggakan iuran PBPU di BPJS Kesehatan pada Mei 2020 mencapai Rp 150 milar.
Baca lebih lajut »
Tak Mampu Bayar Iuran, Peserta BPJS Kesehatan Bisa Turun KelasPemerintah menyatakan perlu adanya desain baru iuran sebab iuran BPJS Kesehatan tidak naik sejak 2016.
Baca lebih lajut »
Kemenkeu: Harusnya Iuran BPJS Kesehatan Kelas I Rp 286.000Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan meski iuran naik, tapi jumlahnya masih lebih kecil daripada perhitungan aktuaria. BPJSKesehatan via detikfinance
Baca lebih lajut »
Kemenkeu Ngaku Kesulitan Tentukan Iuran BPJS Kesehatan'Tiga hal ini menjadi titik kesulitan yang kami hadapi, dilema yang nggak mungkin terpenuhi ketiganya,' ungkap Ronald. BPJSKesehatan via detikfinance
Baca lebih lajut »
BPJS Kesehatan Proses Verifikasi Klaim RS untuk Kasus Corona |Republika OnlineSampai 27 Mei sudah ada 291 rumah sakit yang mengajukan klaim ke BPJS Kesehatan
Baca lebih lajut »
BPJS Kesehatan: Total Ada 291 RS Ajukan Klaim Kasus Covid-19BPJS Kesehatan mengatakan proses verifikasi klaim dilakukan secara bertahap dalam waktu tujuh hari kerja.
Baca lebih lajut »