Pengusaha properti menyoroti masih tingginya backlog perumahan di Indonesia.
Umum Realestat Indonesia Joko Suranto mengatakan, perizinan masih menjadi tantangan dalam upaya mendorong pembangunan perumahan di Indonesia. Meski saat ini sudah ada Sistem Online Single Submission dan Undang-Undang Cipta Kerja .Joko mengutip data BPS yang mencatat backlog perumahan atau kesenjangan kepemilikan rumah di Indonesia. Di mana, tahun 2010 tercatat backlog perumahan di Indonesia ada 13,5 juta, kemudian turun"tipis" jadi 12,5 juta di tahun 2020.
Data itu, kata dia, menunjukkan tidak adanya penurunan signifikan backlog perumahan di Indonesia. Dalam 1 dekade, hanya ada penurunan sekitar 1 juta. Menurut Joko, hal itu dipicu oleh berbagai faktor. Baik dari sisi perizinan, kebijakan, penganggaran, hingga akomodasi oleh institusi yang semestinya bertanggung jawab."Setelah OSS, setelah UU CK memang kita berharap banyak. Tapi ternyata belum bisa berharap banyak. Pada saatnya setelah OSS ini menjadi sebuah sistem, akhirnya ada sistem otomatis, tidak usah bertemu, kemudian ada yang menjaga desk pelayanannya sehingga bisa mempercepat, ternyata itu jauh panggang dari api.
"Saat ini ketika berbicara mengenai KLHK, Amdal dan sebagainya, ini juga menjadi cost baru, penundaan secara waktu. Dan itu juga menjadi sesuatu yang jauh dari tujuan dari adanya UUCK ataupun OSS itu. Dari situ sudah bisa menyimpulkan bahwa konsistensi dan uncertainty perizinan masih tinggi," tukasnya.
Propertinomic Perumahan Oss Uu Cipta Kerja Perizinan
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Berakhir Juni 2024, Insentif Bebas Pajak Kerek Pasar PropertiPembebasan pajak properti dinilai perlu diteruskan untuk menggairahkan pasar properti.
Baca lebih lajut »
[POPULER PROPERTI] Rekor Tertinggi Properti, Ciputra Raup Marketing Sales Rp 10,2 TriliunIni menjadi artikel terpopuler dalam kanal Properti Kompas.com, Kamis (20/6/2024).
Baca lebih lajut »
Bos OJK Blak-blakan Soal Tantangan di 2025, Pinjol Hingga Judi OnlineOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku, akan ada berbagai tantangan yang akan dihadapi pada tahun 2025 mendatang.
Baca lebih lajut »
Bos Antam Blak-blakan Hambatan Investasi Ekosistem EV di RIDirektur Utama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Nico Kanter buka-bukaan terkait hambatan investasi dalam ekosistem mobil listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Bos BCA Blak-blakan Ungkap Penyebab Rupiah AmbrukRupiah masih dalam tren melemah terhadap nilai tukar dolar. Melansir Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,40% di posisi Rp16.280 per dolar AS pada Rabu (5/6).
Baca lebih lajut »
Bos Peritel Modern Blak-blakan Respons Kenaikan Batas Atas Harga BerasKepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, relaksasi HET dilakukan demi menjaga stabilisasi pasokan harga beras premium dan beras medium.
Baca lebih lajut »