Kawasan utara Kotawaringin Timur mulai memasuki musim hujan pada 10 Oktober. Satu minggu terakhir tren titik panas menurun sangat signifikan dan kualitas udara terus membaik.
HUJAN deras yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Timur dan sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dalam sepekan terakhir, diyakini merupakan hasil modifikasi cuaca atau hujan buatan.
Saat ini masa peralihan ditandai atmosfer yang mulai basah sehingga dengan sedikit penyemaian garam maka sudah bisa membentuk awan hujan yang signifikan. Hasilnya, hujan turun dengan deras dan dalam waktu cukup lama. Kondisi ini sangat berbeda ketika terjadi puncak kemarau pada September lalu. Saat itu tim modifikasi cuaca menyemai tiga ton garam, namun tingkat keberhasilannya sangat kecil karena atmosfer cukup kering sehingga sulit terjadi pembentukan awan yang akan disemai menjadi hujan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BMKG: Hujan deras mengguyur Kotawaringin Timur hasil hujan buatanHujan deras yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Timur dan sebagian wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dalam sepekan terakhir, diyakini merupakan hasil ...
Baca lebih lajut »
Hujan Deras Hasil Modifikasi Cuaca Guyur Kotawaringin TimurPada Ahad, tim modifikasi cuaca melakukan penyemaian garam masing-masing 800 kg.
Baca lebih lajut »
Kotawaringin Timur Belum Bebas dari Ancaman KarhutlaPada 2020 diperkirakan puncak El Nino terkuat.
Baca lebih lajut »
Jawa Timur Kekeringan, Khofifah Gelar Salat Minta HujanGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama setidaknya 8.000 orang menggelar salat minta hujan di lapangan Mapolda Jatim, Minggu (6/10).
Baca lebih lajut »
Depok dan Jakarta Timur Raih Sertifikasi Ruang Bermain Ramah AnakEmpat kota/kabupaten di Indonesia meraih sertifikasi Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan...
Baca lebih lajut »
Cerita Perawat Asal Luwu Timur Ini Memilih Bertahan di WamenaKerusuhan yang terjadi di Wamena Papua akhir September lalu, membuat ribuan pendatang harus mengungsi dan kembali memilih kembali ke kampung halamannya.
Baca lebih lajut »