Peningkatan jumlah kasus Covid-19 terbaru mengancam pemulihan ekonomi negara itu.
REPUBLIKA.CO.ID, CINCINNATI -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu meminta rakyat AS untuk menjalani vaksinasi. Pasalnya, kasus Covid-19 yang meningkat mengancam kemajuan penanganan pandemi dan memperlambat pemulihan ekonomi negara itu.
Baca Juga "Sepuluh ribu orang telah meninggal. Sembilan ribu sembilan ratus lima puluh di antaranya, sekitar itu, adalah orang-orang yang belum divaksin," kata dia. Kasus infeksi yang meningkat cepat di seluruh AS dan negara-negara lain telah memicu kekhawatiran terhadap kebangkitan pandemi dan keguncangan pasar saham ketika varian Delta yang sangat menular muncul mengambil alih.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Menko luhut Minta Kepala Daerah Mitigasi Lonjakan Kasus Covid-19 Usai Idul AdhaMenurut Menko Luhut, Presiden Joko Widodo telah meminta agar para kepala daerah memiliki data yang pasti terkait pasien meninggal apakah sudah divaksinasi atau belum.
Baca lebih lajut »
Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Sydney meski Empat Pekan ”Lockdown”Lonjakan kasus Covid-19 di Australia, meski telah diberlakukan karantina (lockdown), akibat lambannya imunisasi Covid-19 bagi warganya. PM Australia Scott Morrison menargetkan menyuntikkan 1 juta dosis per pekan. Internasional AdadiKompas
Baca lebih lajut »
DKI Jakarta Sumbang Angka Kesembuhan COVID-19 Terbanyak, 10.558 KasusKasus kesembuhan COVID-19 di Indonesia pada Rabu 21 Juli 2021 bertambah sebanyak 32.887. DKI Jakarta kembali menjadi penyumbang terbanyak. Kasus kesembuhan COVID-19...
Baca lebih lajut »
Singapura Perketat Pembatasan Usai Lonjakan Kasus Covid-19Singapura akan menghentikan kegiatan makan di restoran dan melarang pertemuan lebih dari dua orang selama satu bulan mulai Kamis (22/7) saat kasus COVID-19 meningkat lebih lanjut, kata kementerian kesehatan Singapura.
Baca lebih lajut »
Total Kasus Positif Covid-19 di Klaten Capai 25.000 Orang
Baca lebih lajut »