Sumber pembiayaan melalui utang luar negeri meningkat 10,5 persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyatakan porsi Utang Luar Negeri dalam postur pembiayaan perekonomian Indonesia menempati urutan kedua. Dalam artian, saat ini Indonesia masih membutuhkan utang luar negeri untuk menjaga perekonomian.
“Jadi bisa tidak negara ini hidup tanpa ULN? Memang negara ini membutuhkan ULN, tapi harus dikelola hati-hati,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa . Sementara sumber pembiayaan perekonomian nomor satu didominasi melalui kredit bank umum. Tercatat per Juni 2019, sumber pembiayaan perekonomian dari bank kredit umum sebesar Rp 5.228 triliun dari total Rp 9.093 triliun pembiayaan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pasar modal menyumbang Rp 922 triliun diikuti oleh industri keuangan non-bank sebesar Rp 698 triliun, kredit BPR Rp 105 triliun, dan perusahaan teknologi finansial Rp 8,3 triliun.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BI: Utang Luar Negeri Jadi Sumber Pembiayaan Terbesar Kedua Ekonomi RIPembiayaan perekonomian Indonesia dari ULN telah tumbuh sekitar Rp 2.133 triliun
Baca lebih lajut »
BI Beri Sinyal Jelas Pelonggaran Kebijakan Moneter Bakal BerlanjutBank Indonesia (BI) telah memberikan sinyal jelas bahwa pelonggaran kebijakan moneter bakal terus berlanjut ke depannya.
Baca lebih lajut »
BI Nyatakan Masalah Error Bank Mandiri Telah SelesaiBank Indonesia mengungkapkan permasalahan terkait error sistem teknologi informasi perbankan Bank Mandiri telah diproses dan sudah selesai.
Baca lebih lajut »
Kerja sama BI-PegadaianKerja sama BI-Pegadaian. Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo Budi Widihartarto (kiri) berfoto bersama Deputi ...
Baca lebih lajut »
Penurunan BI Rate Diyakini Gairahkan Ekonomi
Baca lebih lajut »
BI: Rupiah dan E-Money Bisa Dipakai untuk Mahar PernikahanJika ingin menggunakan uang kertas rupiah sebagai mahar, BI meminta tidak melipatnya
Baca lebih lajut »