Bentrokan antara Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Kabupaten Blora dan Kota Bandung memunculkan berbagai pertanyaan soal preman-preman berpayung ormas di Indonesia.
Bentrokan antara Pemuda Pancasila dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya di Kabupaten Blora dan Kota Bandung memunculkan berbagai pertanyaan dan tuduhan soal preman-preman berpayung organisasi masyarakat di Indonesia.
Ketua GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, menepis tuduhan Pemuda Pancasila dan menegaskan pihaknya telah mendapat semua izin yang dibutuhkan untuk beroperasi. Dengan menengok sejarah keduanya, kita pun dapat mendalami bagaimana pemerintah sejak lama mengonsolidasi pemuda-pemuda jalanan dalam kerangka organisasi formal sebagai "modus kontrol sosial dan pungutan rente".Pemuda Pancasila mulanya bernama Pemuda Patriotik. Ia adalah organisasi sayap dari Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia yang dibentuk sebagai lawan tanding Pemuda Rakyat, organisasi sayap Partai Komunis Indonesia .
Namun, pada awal 1960-an, Pemuda Pancasila banyak merekrut tokoh-tokoh dari luar Jakarta, khususnya Medan, Sumatra Utara. Di Medan, mereka secara sengaja merekrut sebagian besar preman kota, sehingga berhasil menguasai bioskop-bioskop serta berbagai kompleks hiburan setempat. "Jika keluarga Soeharto melihat perlunya basis preman, Yapto kemungkinan besar dianggap sebagai kandidat yang tepat untuk itu," kata Ryter.
Penembakan misterius 1982-1985: Kisah pembunuhan petinju Johny Mangi dan teror potongan kepala di Kota Malang Bila ada anggota Pemuda Pancasila yang kedapatan melakukan kejahatan, imbuhnya, si pelaku biasanya akan dirujuk sebagai "oknum" sehingga nama baik organisasi tidak tercemar.Ini bisa dalam bentuk izin untuk mengendalikan perputaran uang dari sektor ekonomi informal seperti pengelolaan parkir dan pedagang, atau "uang transportasi" dalam rangka menggerakkan massa untuk demonstrasi atau acara yang mendukung pejabat tertentu.
Dengan begitu, negara bisa menunjuk kelompok preman yang ada sebagai ancaman, yang terhadapnya masyarakat perlu dilindungi.Karena itu, muncul berbagai organisasi nasionalis pemuda yang berisi preman-preman. Kata Wilson, mereka dimanfaatkan pemerintahan Orde Baru sebagai "modus kontrol sosial dan pungutan rente".
Dan, sepanjang pertengahan 1990-an, sebagian besar uang perlindungan ini dipungut oleh Rosario Marcal, yang dikenal luas dengan panggilan Hercules. Sebagai TBO, Hercules disebut menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi, hingga ia membangun hubungan erat dengan Prabowo, yang bertugas sebagai panglima Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad di Timor Timur pada 1988-1989.
Lama-kelamaan, makin banyak orang yang jadi pengikutnya. Pada 1993, menurut Wilson, geng Hercules di Tanah Abang telah memiliki anggota nyaris 400 orang—kebanyakan adalah pemuda Indonesia timur. Negosiasi antara geng Jatibunder dan Jatibaru—pesaing geng Hercules—bersama walikota dan panglima militer setempat lantas berujung pada pembentukan ormas baru bernama Ikatan Keluarga Besar Tanah Abang .
Menghadapi pemilu 2009, ia bergabung dengan tim kampanye presiden petahana Susilo Bambang Yudhoyono , ikut membantu SBY mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo. "Organisasi dibuat dan ditujukan sebagai sayap operasional Gerindra, statusnya 'mandiri' untuk mengambil jarak seandainya terjadi skandal," kata Wilson.
Jumlah aparat penegak hukum, entah tentara, polisi, ataupun Satpol PP, disebut tidak cukup untuk mengatur dan mengamankan Indonesia yang begitu luas dengan penduduk begitu banyak.Kelompok sipil yang menentang kebijakan tertentu, lantas sengaja dihadapkan dengan kelompok sipil lainnya, dalam hal ini ormas yang sebenarnya adalah kepanjangan tangan pemerintah.
Sejumlah studi, termasuk yang dilakukan Loren Ryter dan Ian Wilson seperti yang telah dibahas sebelumnya, juga menunjukkan bagaimana selama ini negara berperan penting mengonsolidasi pemuda-pemuda jalanan dalam kerangka organisasi formal dan memelihara mereka untuk berbagai kepentingan ekonomi dan politik.
"Ibarat kejuaraan menembak, sasarannya itu kan biasanya kecil. Kita itu sasaran besar. Tutup mata pun dapat ," kata Piala.Marcelinus Gual, Kepala Bidang Humas GRIB Jaya, juga mengatakan orang-orang bebas berpendapat mengenai organisasinya, termasuk menganggapnya sebagai organisasi preman.Marcel bilang orang-orang kerap hanya menyoroti hal negatif dari GRIB Jaya, meski organisasi pun kerap melakukan kegiatan sosial dan membantu masyarakat yang membutuhkan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya Berdamai Setelah Bentrokan di BloraBentrokan antara ormas Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Kabupaten Blora berakhir damai setelah kedua belah pihak menandatangani pernyataan perdamaian. Kejadian ini disayangkan oleh Bupati Blora, Arief Rohman, yang menginisiasi pertemuan untuk mencapai perdamaian.
Baca lebih lajut »
Polisi Tetapkan 5 Tersangka Bentrokan Ormas GRIB Jaya vs Pemuda Pancasila di BandungJPNN.com : Polisi menetapkan lima orang tersangka dari anggota ormas GRIB Jaya terkait kasus penyerangan ke markas ormas Pemuda Pancasila (PP) di Kota Bandun
Baca lebih lajut »
Pemuda Pancasila dan GRIB Riau Sepakat Menjaga KondusivitasJPNN.com : Ormas Pemuda Pancasila (PP) dan GRIB Jaya Provinsi Riau mengimbau jajarannya menjaga kondusivitas pascabentrok yang terjadi di Kabupaten Blora.
Baca lebih lajut »
GRIB dan PP Berdamai Setelah Bentrokan di BandungGRIB dan PP mencapai kesepakatan damai setelah bentrokan di Kantor MPW PP Jawa Barat. Proses mediasi yang dilakukan polisi berhasil meminimalisir potensi konflik lebih lanjut.
Baca lebih lajut »
Inti Masalah Dua Ormas di Blora: Dari Surat Organisasi hingga Bentrok yang Berujung DamaiKronologi lengkap konflik antara Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya di Blora yang bermula dari persoalan administratif hingga berujung bentrokan dan sepakat damai.
Baca lebih lajut »
Polda Jabar Sita Barang Bukti dari 5 Tersangka Ormas PP dan Grib JayaJPNN.com : Para tersangka kasus bentrokan Ormas Pemuda Pancasila (PP) dan Grib Jaya di Bandung terancam penjara tujuh tahun.
Baca lebih lajut »