Menikmati pendidikan merupakan hak anak yang seharusnya tidak terkendala kondisi apa pun.
Masih ingat momen ini? Momen saat Presiden Joko Widodo berada di Jayapura, 7 Juli 2023 lalu, memberikan kuis matematika dan tanya jawab kepada pelajar SD di Papua. Saat itu tampak anak Papua begitu cerdas dan maju pendidikannya. Namun, realitas lainnya, empat provinsi baru di Papua masih mengalami angka putus sekolah yang tinggi.
Namun, berdasarkan data Kemendikbudristek di laman pd.data.kemdikbud.go.id/ATS yang diakses pada Senin , ada sekitar 1,422 juta anak usia PAUD–SMA/SMK yang dan 1,386 juta anak lulus tidak melanjutkan. Dari jumlah itu, anak yang aktif bersekolah kembali terdata 1,093 juta orang.terjadi mulai jenjang pendidikan anak usia dini dan seterusnya. Mereka yang putus sekolah terbanyak di SMA/SMK sederajat.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pihaknya terus menguatkan kolaborasi dan gotong royong dengan pemerintah daerah dan satuan pendidikan agar penyaluran PIP semakin tepat sasaran, waktu, jumlah, dan pemanfaatannya. ”Kami akan terus meningkatkan kualitas pelaksanaan program PIP sebagai bagian dari upaya pemerataan hak dan kualitas pendidikan sehingga semua anak Indonesia dapat merasakan manfaat program tersebut,” ujar Nadiem.
Sempat mencuat ada PIP aspirasi yang dapat disalurkan anggota DPR. Ada anggota Komisi X DPR yang mengaku menyalurkan PIP yang diklaimnya tidak salah sasaran. Kuota PIP yang didapatnya diserahkan untuk sopirnya hingga pekerja di rumahnya yang memang masuk kategori tidak mampu atau miskin. Adanya ”kedekatan” ini terkadang memudahkan akses pada PIP, sementara ada juga siswa dari keluarga miskin lain yang tidak mendapatkan bantuan sosial pendidikan karena tidak punya ”kenalan”.
Sekolah gratis di sekolah negeri memang sudah membantu anak-anak dari keluarga miskin. Namun, bagi siswa miskin yang terpaksa bersekolah di swasta, beban untuk mengakses pendidikan terasa berat. Sebab, mereka tetap membayar uang bulanan meskipun ada keringanan. PIP kemudian diprioritaskan untuk membayar uang sekolah, padahal ada pengeluaran lain yang juga perlu untuk mendukung keberlanjutan pendidikan.
“Sesuai komitmen Pendidikan Berkualitas untuk Semua, kami meminta semua negara menghormati komitmen untuk mengubah pendidikan dari sebuah hak istimewa menjadi hak prerogatif bagi setiap manusia di seluruh dunia. Sebab, pendidikan adalah sumber daya penting untuk menghadapi tantangan saat ini, mulai dari pengentasan kemiskinan hingga perjuangan melawan perubahan iklim,” kata Azoulay.
Putus Sekolah Akses Pendidikan Anak Tidak Sekolah Hari Anak Nasional 2024
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
LLDIKTI: Banyak anak pedalaman Papua belum menikmati pendidikan tinggiKepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV, Dr Suriel Semuel Mofu mengemukakan masih banyak anak yang tinggal di daerah pedalaman ...
Baca lebih lajut »
Rilis Single Terbaru 'Semua Rasa', Etenia Croft Ajak Anak-anak Pantang MenyerahPenyanyi cilik Etenia Croft kembali merilis single terbaru berjudul &039;Semua Rasa&039; pada pertengahan tahun 2024 ini.
Baca lebih lajut »
Guru Didorong Terampil Mengajar Anak Berkebutuhan KhususBelum semua guru berkompeten mengajar anak berkebutuhan khusus sehingga menghambat upaya perwujudan pendidikan inklusi.
Baca lebih lajut »
Jejak Potret ”Baboe” di Hindia BelandaHampir semua foto yang ditemukan memperlihatkan sosok babu dengan anak-anak Eropa yang diasuhnya,
Baca lebih lajut »
Tak Ambil Sepeserpun Hasil Penjualan Rumah, Pasha Ungu Malah Bantu Okie Agustina RenovasiSetelah rumah tersebut dijual, Pasha Ungu menyerahkan semua hasilnya buat anak-anak dan Okie Agustina.
Baca lebih lajut »
Menggerakkan Literasi Anak Kaum Marjinal dari PancoranKeterlibatan semua pihak dalam mendukung gerakan literasi sangat dibutuhkan oleh anak-anak kaum marjinal.
Baca lebih lajut »