Facebook melakukan take down terhadap materi kampanye Presiden Amerika Donald Trump, Kamis kemarin. Penyebabnya, Trump diduga mengorganisir kebencian
TEMPO.CO, Jakarta - Facebook melakukan take down terhadap materi kampanye Presiden Amerika Donald Trump pada Kamis kemarin. Penyebabnya, karena Trump diduga mengorganisir kebencian. Facebook mendapati tim kampanye Trump menggunakan simbol terkait Nazi di kampanyenya. Dikutip dari Reuters, simbol yang digunakan oleh kubu Trump di kampanyenya adalah segitiga merah terbalik.
Namun, mereka tidak memiliki bukti konkret bahwa Antifa benar terlibat atau tidak. 'Segitiga terbalik adalah simbol Antifa, jadi digunakan untuk kampanye tentang organisasi tersebut,' ujar Murtaugh. 'Setahu kami, Facebook juga masih memiliki emoji segitiga terbalik yang terlihat sama persis. Kami jadi penasaran kenapa mereka menyasar kampanye kami. Segitiga terbalik juga tidak ada dalam database Anti-Defamation League untuk kategori simbol kebencian,' Ujar Murtaugh menambahkan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Trump Perpanjang Sanksi Korut Dampak Friksi dengan KorselPresiden AS, Donald Trump, menyatakan tindakan Korut membahayakan sekutunya, Korsel, dan menggoyahkan stabilitas di Semenanjung Korea.
Baca lebih lajut »
Pesan Hillary Clinton kepada Trump: Tolong Pergi Saja dengan TenangHillary Clinton menyebut penanganan virus corona menjadi kegagalan terparah pemerintahan Trump.
Baca lebih lajut »
Mantan Orang Penting Ungkap Rahasia Trump, Sebut Ada Kongkalikong dengan Xi Jinping untuk Pilpres - Tribunnews.comBolton juga mengungkapkan tahun lalu Xi mengatakan kepada Trump, China sedang membangun kamp konsentrasi untuk penahanan massal Muslim Uyghur
Baca lebih lajut »
Trump Ancam Putus Hubungan dengan China |Republika OnlinePresiden Donald Trump kembali mengancam China
Baca lebih lajut »
Japat AP: Trump Perburuk Ketegangan Warga yang Prihatin dengan Kondisi NegaraDalam tiga bulan terakhir ini warga Amerika menghadapi pandemi global, tingkat pengangguran tertinggi dalam sejarah dan kerusuhan sipil, serangkaian tantangan yang kini berdampak pada psikologis warga
Baca lebih lajut »