Pemerintah perlu mengantisipasi potensi kredit macet dari peningkatan penggunaan layanan beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later .
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Esther Sri Astuti mengatakan perlu langkah antisipatif di tengah tingginya penggunaan BNPL .
"Tentunya potensi kredit macet pasti ada, ini berpeluang mengganggu likuiditas lembaga keuangan," ujar Esther di Jakarta, dikutip Kamis .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
OJK dorong perempuan bijak gunakan 'paylater'Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong para perempuan termasuk ibu rumah tangga untuk bijak dalam menggunakan pinjaman melalui produk "beli sekarang ...
Baca lebih lajut »
Utang Masyarakat Indonesia Gunakan Paylater Sentuh Rp 7,81 Triliun hingga Juli 2024Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat risiko kredit untuk BNPL perbankan susut ke level 2,24 persen dibandingkan Juni 2024 sebesar 2,5 persen.
Baca lebih lajut »
Penggunaan Paylater Terus Bertumbuh, Makin Banyak Warga RI Berutang untuk Belanja?Paylater kini semakin populer di Indonesia. Hal ini terlihat dari data OJK yang menyoroti pertumbuhannya. Namun, seperti pinjaman online, penggunaannya harus bijak.
Baca lebih lajut »
Paylater Merebak, Pemerintah Diminta Waspadai Kredit MacetPemerintah perlu mengantisipasi potensi kredit macet dari peningkatan penggunaan paylaterLangkah itu perlu dilakukan mengingat daya beli masyarakat yang menurun
Baca lebih lajut »
Sekolah di China mulai banyak gunakan fasilitas berteknologi AISaat jutaan murid sekolah dasar dan menengah di seluruh China kembali ke sekolah untuk memulai semester musim gugur, banyak dari mereka kini semakin terlibat ...
Baca lebih lajut »
WNA Gunakan Vila Jadi Sekolah PAUD, Bagaimana Sikap Pemerintah?Pelaku pariwisata Bali mengeluh adanya aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh WNA Ukraina di kawasan Badung, Bali.
Baca lebih lajut »