'Kita perhatikan terus ya, memang beberapa variabel itu mempengaruhi pos belanja kita dan pengaruhi APBN,' kata Suahasil.
Senin, 06 Mei 2024 16:05 WIBPresiden Joko Widodo menyebut semua negara ketakutan akan dua hal, yaitu suku bunga tinggi dan kenaikan harga minyak dunia . Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara buka-bukaan soal dampaknya ke Indonesia.
"Kita perhatikan terus ya, memang beberapa variabel itu mempengaruhi pos belanja kita dan pengaruhi APBN, jadi tentang harga minyak pasti pengaruhi subsidi dan kompensasi kita," kata Suahasil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin .Jokowi Ungkap Banyak Negara Takut Harga Minyak Naik dan Suku Bunga Tinggi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Banyak Negara Takut Harga Minyak Naik, Menteri ESDM Bilang Begini'Ya nanti misalnya Timur tengah terganggu, terganggu pasokannya, pasti bisa (pengaruh ke harga minyak dunia),' kata Arifin.
Baca lebih lajut »
Jokowi Ungkap Banyak Negara Takut Harga Minyak Naik dan Suku Bunga TinggiPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan ada tiga hal yang membuat banyak negara ketakutan saat ini.
Baca lebih lajut »
Makin Banyak Negara akan Segera Mengakui Palestina, Sudah 140 Negara dari 193 Anggota PBB MengakuiMakin banyak negara akan ‘segera mengakui’ Palestina, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa.
Baca lebih lajut »
Zulhas Pantau Harga Sembako di Pasar Palmerah, Harga Daging Ayam Jatuh, Harga Gula Masih TinggiZulkifli Hasan alias Zulhas berkunjung ke Pasar Palmerah, Jakarta Pusat, untuk memantau harga sembako atau bahan pokok.
Baca lebih lajut »
Mengenal Arsitektur Islam: Karakteristik dan SejarahnyaArsitektur Islam banyak ditemui di negara negara Arab, negara-negara mayoritas Muslim di seluruh dunia, serta di negara-negara Eropa yang punya sejarah Islam.
Baca lebih lajut »
Eropa dan AS Akan Gelar Pemilu, Apa Pengaruhnya Terhadap Investasi di Indonesia? Berikut AnalisisnyaKepala negara mungkin akan berubah di 10 negara, dan 11 negara mungkin akan mengalami perubahan parlementer.
Baca lebih lajut »