PT Bank Artos Tbk (ARTO) baru saja dibeli Jerry Ng dan Patrick Walujo. Bank ini kabarnya akan diubah jadi Bank Gojek. Benarkah? BankArtos Gojek via detikfinance
- PT Bank Artos Tbk baru saja dibeli Jerry Ng dan Patrick Walujo. Jerry Ng akan melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia sebesar 37,65% dan Patrick Walujo masuk melalui WTT, perusahaan investasi berbasis di Hong Kong, yang akan menguasai 13,35% saham.
Sumber CNBC Indonesia membisikkan Bank Artos nantinya akan menjadi bank digital yang menangani transaksi Gojek kemudian ditransformasikan menjadi GoBank atau milik Gojek. Sumber tersebut menambahkan aksi ini diprakarsai oleh Patrick Walujo yang merupakan salah satu investor awal Gojek. Patrick Walujo masuk ke Gojek melalui NSI Ventures, anak usaha Northstar Group. Mereka pertama kali masuk ke Gojek pada 2014.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
BRI dan BCA Turun, Ini Bunga Deposito di Bank-bank BesarDari empat bank terbesar yakni, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI, dua bank diantaranya BCA dan BRI sudah mulai menggunting bunga deposito
Baca lebih lajut »
Bank Mandiri Beri Potongan Harga Belanja ke NasabahPotongan harga belanja diberikan sebagai kado HUT ke-21 Bank Mandiri
Baca lebih lajut »
Risiko Gagal Bayar, Ekonom: Kredit Bank Cenderung StabilPerlambatan ekonomi domestik sebagai dampak dari perlambatan ekonomi global.
Baca lebih lajut »
Bank sentral Australia pangkas suku bunga ke terendah baru 0,75 persenDalam menghadapi perlambatan domestik dan berlanjutnya ketidakpastian internasional, bank sentral Australia telah memangkas suku bunga acuan untuk ketiga ...
Baca lebih lajut »
Total Rekening Bank Agustus Naik, Namun Simpanannya TurunUntuk simpanan dengan nilai saldo di atas Rp 2 miliar, jumlah rekeningnya juga naik 0,36 persen.
Baca lebih lajut »
Faisal Basri Ungkap 5 Modus Korupsi Lewat Bank BUMNEkonom Faisal Basri menguat lima modus korupsi yang diduga melibatkan bank BUMN. Perilaku ini disebutnya melibatkan sejumlah pejabat dan petinggi partai.
Baca lebih lajut »