Kutukan Peti Mati menjadi film perdana Balai Pustaka yang dirilis pada tahun ini. Film tersebut mengangkat cerita misteri yang pernah terjadi di Pulau Onrust.
Perusahaan penerbitan dan percetakan berusia 105 tahun, Balai Pustaka mulai merambah dunia perfilman dengan memfilmkan sejumlah novel terbitannya.
"Kenapa Balai Pustaka masuk film? Kebetulan Menteri BUMN meminta kami mengembangkan sayap bisnis di bidang multimedia," kata Direktur Utama Balai Pustaka, Achmad Fachrodji, di Jakarta, Senin .Achmad mengungkapkan, digitalisasi karya sastra itu dilakukan Balai Pustaka karena memiliki ribuan kekayaan intelektual atau
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Film Kutukan Peti Mati Angkat Sejarah Pulau OnrustFilm Kutukan Peti Mati karya sutradara Irham Acho Bahtiar mengangkat sejarah Pulau Onrust di Kepulauan Seribu, Jakarta dalam balutan misteri dan horor.
Baca lebih lajut »
Kantor Balai Penyuluhan KB Diobrak-abrik Orang Tak Dikenal, Dokumen Penting BerserakanDokumen penting milik Kantor Balai Penyuluhan Keluarga Berencana (BPKB) Kecamatan Tolala, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, berserakan. Diduga, kantor Sindonews news .
Baca lebih lajut »
Sarkofagus era Romawi kedua ditemukan di situs permakaman di GazaSarkofagus (peti kubur) era Romawi kedua yang terbuat dari timah baru-baru ini ditemukan di situs ekskavasi sebuah permakaman yang terletak di Jalur Gaza utara. Wah, seperti apa ya bentuknya?
Baca lebih lajut »
Mahasiswa KKN UIN Raden Mas Said Solo Gelar Donor Darah Massal di BoyolaliMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Raden Mas Said Solo menggelar program kerja (proker) donor darah massal di Balai Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali pada Sabtu (15/7/2023).
Baca lebih lajut »
Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Sambut Tahun Baru Hijriah 1445 - Jawa PosPada pergantian tahun Hijriah, umat Islam dianjurkan baca doa akhir tahun dan awal tahun seperti dalam kitab Al-Jami&039; karya Imam as Suyuthi
Baca lebih lajut »