Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bicara tentang produsen kendaraan listrik asal China, Build Your Dreams (BYD).
Selasa, 11 Jun 2024 16:37 WIBMenteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia bicara tentang produsen kendaraan listrik asal China, Build Your Dreams . Kabarnya, BYD belum mengirimkan produknya ke konsumen di Indonesia.
"Kemarin kalau tidak salah ya saya baru menandatangani rekomendasi perizinan untuk impor. Karena kan sebelum dia melakukan impor, kan dia harus mempresentasikan terhadap berapa nilai investasi, kapasitas produksi, dan berapa lama dia melakukan investasinya," kata Bahlil, ditemui di Komplek DPR RI, Senayan, Selasa .Bahlil menjelaskan, pihaknya memberikan izin rekomendasi impor berdasarkan pada progress realisasi investasinya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Ada Kabar BYD Belum Kirim Mobil Listrik ke Konsumen, Bahlil Buka SuaraApa kata Bahlil soal kabar BYD belum kirim mobil listriknya ke konsumen di Indonesia?
Baca lebih lajut »
Ormas Dapat Tambang, Siapa yang Keluarkan Izin? Ini Kata Bahlil..Kepala BKPM Bahlil Lahadalia buka suara perihal izin tambang untuk Ormas Keagamaan
Baca lebih lajut »
Muhammadiyah Diminta Tolak Tawaran Izin Tambang, Ini Kata BahlilBahlil buka suara perihal permintaan Mantan Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin untuk menolak tawaran IUP pertambangan
Baca lebih lajut »
Banyak Ormas Keagamaan Tolak Garap Tambang, Bahlil Bilang IniKepala BKPM Bahlil Lahadalia buka suara soal organisasi masyarakat (ormas) keagamaan yang menolak mengelola tambang.
Baca lebih lajut »
Gerindra Buka Suara Usai Bahlil Sebut Prabowo Setuju Ormas Agama Kelola TambangPengelolaan tambang memang sudah seharusnya terbuka untuk siapa saja sepanjang tidak melanggar hukum.
Baca lebih lajut »
Nggak Semua Ormas Keagamaan Setuju 'Kado' Tambang, Bahlil Buka SuaraKeputusan pemerintah mengizinkan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan mengelola tambang tidak diterima semua pihak.
Baca lebih lajut »