Jakarta menjadi kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual pagi ini. Lantas, bagaimana AirVisual mengukur kualitas udara di lebih dari 10 ribu lokasi secara global? AirVisual via detikinet
Kemudian, datanya diproses menggunakan algoritma khusus untuk dikalibrasi dengan faktor eksternal seperti temperatur dan kelembapan.
Modelisasi adalah pembentukan prakiraan kualitas udara dan kandungan polutan yang ada di dalamnya. Sedangkan validasi adalah pengujian kebenaran terhadap data yang dihimpun. Data dan kemampuan tersebut yang kemudian disediakan AirVisual melalui aplikasi pada ponsel serta situs resminya. Selain itu, mereka juga menyediakan AirVisual Pro yang berupa layar pintar untuk memberikan info lebih mendalam mengenai kualitas udara.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
AirVisual: Akhir Pekan, Udara Jakarta Kembali Jadi Terburuk di DuniaJakarta kembali menjadi kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual. Jakarta menempati posisi teratas dengan kondisi udara tidak sehat.
Baca lebih lajut »
AirVisual: Kualitas udara Jakarta tidak sehatKualitas udara Ibu Kota DKI Jakarta pada Minggu pagi pukul 08.00 WIB tercatat 189 kategori tidak sehat dengan parameter PM2.5 konsentrasi 128,5 ug/m3 ...
Baca lebih lajut »
Airvisual: Kualitas Udara Jakarta Tidak SehatKualitas udara Ibu Kota DKI Jakarta pada Minggu (28/7/2019) pagi pukul 08.00 WIB tercatat 189 kategori tidak sehat.
Baca lebih lajut »
Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Ini Kata NetizenPagi ini, Jakarta menjadi kota paling berpolusi di dunia versi AirVisual. Ragam reaksi netizen pun diutarakan lewat media sosial mereka.
Baca lebih lajut »
Lagi, Kualitas Udara Jakarta Terburuk di DuniaLevel kualitas udara Jakarta rentangnya cukup jauh dengan posisi kedua terburuk.
Baca lebih lajut »