Badan Bank Tanah (BBT) berpotensi mengelola tanah sitaan kasus Bank Indonesia Licensed Bank (BLBI) dengan mekanisme yang diatur oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Hal ini diyakini dapat menambah target perolehan lahan BBT mencapai 140.000 hektar di tahun 2025. Saat ini, BBT tetap mengikuti panduan teknis dan peraturan dari DJKN karena hak dan pengelolaan tanah hasil sitaan BLBI masih berada di tangan DJKN.
"Itu memungkinkan , tapi dengan mekanisme yang nanti diatur oleh DJKN atau sesuai dengan aturan pemerintah," kata Parman dalam media gathering di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 18 Januari 2025.Apabila pengelolaan tanah hasil sitaan kasus BLBI itu nantinya bisa dikelola oleh Badan Bank Tanah, maka hal itu diyakini akan bisa menambah target perolehan lahan seluas 140.000 hektar di tahun 2025.
"Sumber-sumbernya antara lain yakni dari penetapan pemerintah, yang meliputi tanah bekas hak, kawasan dan tanah terlantar, tanah pelepasan kawasan hutan, tanah timbul, tanah hasil reklamasi, tanah bekas tambang dan lain sebagainya," ujarnya.Badan Bank Tanah memperoleh tanah seluas 14.637,2 hektare atau naik 194 persen secara year-on-year di sepanjang tahun 2024.
China mengumukan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 mencapai target sebesar 5 persen. Meski dilanda potensi perang dagang, China siapkan jurus untuk pertahankan ekonomi.
LANDACQUISITION BLBI BANKTANAH DJKN KEUANGAN
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Badan Bank Tanah Bidik Perolehan Tanah hingga 140 Ribu Ha pada 2025Deputi Bidang Perencanaan Strategis dan Pengadaan Tanah, Perdananto Aribowo optimistis bisa mendapatkan perolehan tanah melampaui target yang sudah diperoleh pada 2024.
Baca lebih lajut »
BBT Catatkan Pencapaian Positif dengan Perolehan Tanah yang SignifikanBadan Bank Tanah (BBT) mencatat perolehan tanah yang signifikan sepanjang tahun 2024, mencapai 14.637,2 hektar (Ha) yang merupakan peningkatan sebesar 194 persen dibandingkan periode sebelumnya. Pencapaian ini merupakan yang terbesar sejak berdiri, dan akan dikelola untuk mewujudkan ekonomi berkeadilan di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Tanah Hary Tanoesoedibjo Siap Jadi Lokasi TOD Kereta Bawah Tanah BaliDishub Bali menyatakan tanah PT MNC Land Tbk milik Hary Tanoesoedibjo di Kabupaten Tabanan akan digunakan untuk Transit Oriented Development (TOD) dalam proyek kereta bawah tanah Bali Subway. TOD ini direncanakan akan terkoneksi dengan area wisata Tanah Lot dan dilengkapi berbagai fasilitas seperti perkantoran, tempat rekreasi, mall, dan hotel.
Baca lebih lajut »
Nusron Serahkan Sertifikat Tanah, Dorong Pemiskinan Mafia TanahMenteri ATR/BPN Nusron Wahid menyerahkan sertifikat tanah kepada PT Pertamina dan menegaskan komitmen pemerintah untuk memberantas mafia tanah dengan menerapkan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Baca lebih lajut »
Kasikornbank Dukung Bank Maspion Perkuat Konektivitas Pasar IndonesiaBank terbesar Thailand, KBank, berkomitmen mendorong Bank Maspion masuk jajaran tujuh besar bank di Indonesia.
Baca lebih lajut »
Sertifikat Tanah Elektronik Berwarna Coklat Muda dan Dapat Diakses via AplikasiSekretaris Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (PHPT), Kementerian ATR/BPN, Shamy Ardian, mengatakan format sertifikat tanah elektronik saat ini satu lembar berwarna coklat muda dengan barcode dan peta yang menunjukkan letak bidang tanahnya. Sertifikat tanah elektronik juga dapat diakses dengan gadget pemilik tanah melalui aplikasi Sentuh Tanahku. Aplikasi ini berisi informasi terkait daftar kepemilikan sertifikat tanah beserta rinciannya. Sertifikat elektronik lebih aman dari potensi pemalsuan dokumen karena buku tanah elektronik disimpan sebagai blok data, sehingga tidak dapat diubah ataupun dimanipulasi oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
Baca lebih lajut »