ASDP Indonesia siap menanggung kerugian akibat Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry telah menyiapkan skenario terburuk apabila pandemi Covid-19 masih bertahan hingga akhir 2020. Skenario terburuk tersebut yakni menanggung kerugian sebesar Rp 478 miliar.“Dengan skenario itu, maka dapat dilihat bahwa laba rugi menjadi rugi semua di semua skenario. Ini tidak pernah, ASDP tidak pernah rugi setelah sekian puluh tahun,” kata Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam rapat dengar pendapat virtual dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu .
“Satu hal yang kami ingin sampaikan bahwa dari saldo kas akhir jika keadaan terburuk, maka ada saldo di angka Rp 818 miliar atau rasio likuiditas kami adalah Rp 236,4 di posisi paling buruk,” katanya. “Tapi saya pikir tidak terjadi kalau tidak dapat cash in sama sekali karena logistik tetap jalan,” ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Penumpang ASDP Indonesia Ferry Turun 30 Persen Akibat CoronaSecara nasional ASDP Indonesia Ferry memiliki 254 rute yang dikelola 29 cabang.
Baca lebih lajut »
ASDP Hentikan Penjualan Tiket Online Penumpang & Kendaraan Golongan I - VIBagi para pengguna jasa yang telah membeli tiket penyeberangan pada periode 27 April - 31 Mei 2020 bisa melakukan pengembalian biaya tiket. Asdp
Baca lebih lajut »
ASDP Hentikan Penjualan Tiket Online untuk Penumpang dan Kendaraan Golongan I-VITerjadi penurunan jumlah penumpang dan kendaraan sekitar 40 persen selama pandemi covid-19.
Baca lebih lajut »
ASDP Alami Penurunan Penumpang 40 Persen |Republika OnlinePhysical distancing berdampak pada penurunan produksi penumpang
Baca lebih lajut »
ASDP Hentikan Sementara Penjualan Tiket Penumpang Kapal |Republika OnlineASDP menghentikan seluruh penyeberangan penumpang kecuali layanan logistik dan medis.
Baca lebih lajut »
Antisipasi Kondisi Terburuk Akibat Covid-19, TNI Siapkan PasukanTNI) mengantisipasi situasi terburuk yang disebabkan oleh pandemi Corona (Covid-19).
Baca lebih lajut »