Gedung Putih memberi petunjuk pihaknya tidak bermaksud melakukan eskalasi perang dagang dengan Beijing, setelah pemerintahan Trump mendeklarasikan China sebagai manipulator mata uang, sebuah tindakan
“Kami berunding dengan niat baik, dan kami ingin meneruskan perundingan dengan China,” demikian kata Larry Kudlow, direktur Dewan Ekonomi Nasional kepada reporter pada Selasa .Ditambahkannya, Amerika kecewa pada perunding China yang tidak memenuhi janji-janji sebelumnya dan tidak adanya kemajuan.
“Pintu terbuka untuk perundingan tambahan,” kata Kudlow. “Kami merencanakan tim China datang ke sini pada September setelah putaran pembicaraan terakhir minggu lalu di Shanghai tidak mencapai terobosan baru.” Presiden Trump, seandainya ada kesepakatan atau kemajuan, bersedia mempertimbangkan kembali langkah-langkah yang diambilnya seperti menghapus tarif atas produk China, demikian ditambahkan oleh penasihat presiden itu.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
China Tak Lagi Beri Izin bagi Turis Kunjungi TaiwanKeputusan China pekan lalu untuk tidak lagi memberi izin kepada turis ke Taiwan merupakan tekanan baru ekonomi bagi hubungan mereka yang sudah tegang, dan analis melihat tiga alasan mendasar di balik
Baca lebih lajut »
Rupiah Ditutup Tak Berdaya Saat Yuan China Sentuh Level Terendah 11 TahunNilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Senin (5/8/2019) ditutup masih tak berdaya...
Baca lebih lajut »
Yuan Melemah, Trump Tuduh China Manipulasi Mata UangPresiden Donald Trump menuduh China memanipulasi mata uangnya setelah Beijing membiarkan yuan jatuh ke level yang sensitif secara politik terhadap dolar Amerika untuk pertama kali dalam 11 tahun. Ma
Baca lebih lajut »
Harley-Davidson 338 Cc Buatan China 'Rebutan' di IndonesiaDistributor Harley-Davidson dan Benelli di Indonesia mau memasarkan produk baru Harley-Davidson 338 cc yang mau dijual di China.
Baca lebih lajut »
Belajar ke China dan India, kelola listrik dari energi baru terbarukanDirektur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyarankan Pemerintah Indonesia untuk belajar terkait pengelolaan energi ke China dan India, mengingat kedua ...
Baca lebih lajut »