Viral Nasi Padang Babi, DPR: Rusak Citra Masakan Padang dan Adat Budaya Minang!
Beredarnya penjualan Nasi Padang Babi yang viral di media sosial dikritik keras sejumlah politikus Senayan.
Menurutnya, nasi padang dengan berbagai menunya merupakan produk kuliner dari Minangkabau dan dipastikan makanan yang halal. Tindakan pemilik restoran yang membawa-bawa nasi padang dengan menu babi tidak boleh dibiarkan. Legislator kelahiran Bukitinggi bergelar Datuak Batuah itu menambahkan, masyarakat Minangkabau yang mayoritas muslim mempunyai filosofi Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah . Pemakaian nama menu nasi padang non halal jelas-jelas sebagai penghinaan dan melukai perasaan masyarakat Minang baik di ranah maupun di rantau.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Hebohnya Nasi Padang Babi yang Viral dan Sudah Lama Gulung TikarJagat maya dihebohkan oleh makanan olahan babi dengan bumbu khas Padang yang baru beroperasi tiga bulan.
Baca lebih lajut »
Nasi Padang Babi Bikin Heboh, Pemprov DKI Turun TanganPemprov DKI Jakarta langsung melakukan pengecekan di lapangan terkait heboh usaha kuliner yang menjual nasi padang dengan lauk babi.
Baca lebih lajut »
IPPMI Kecam Menu Nasi Padang Babi di Merchant Grabfood BabiamboMasyarakat Minang dikejutkan oleh menu nasi padang babi yang dijual di Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara, dan GrabFood. Nasi Padang yang notabene identik dengan masyarakat Minang, Sumatera Barat, tidak patut dipadukan dengan daging babi yang jelas-jelas diharamkan oleh umat Islam. 'Kami dari Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia sangat mengutuk Babiambo di Kelapa Gading Timur yang...
Baca lebih lajut »
Heboh Nasi Padang Babi, Fadli Zon: Jelas Melukai Orang MinangFadli Zon menyoroti kemunculan Babiambo yang jual menu nasi padang Babi. Hal ini bikin heboh dan viral.
Baca lebih lajut »
Apa yang Salah dari Bisnis Nasi Padang Babi?Kabar tentang restoran yang menjual nasi padang nonhalal viral di media sosial. Benarkah ini bisa dianggap suatu bentuk penghinaan?
Baca lebih lajut »