Buka Gerbang Internasional Saat Covid-19 Meningkat, Demokrat: Pemerintah Lagi 'Uji Nyali'?
- Kebijakan pemerintah yang membuka gerbang internasional untuk semua negara di saat kasus Covid-19 dan varian Omicron meningkat signifikan, terus menuai Kritik.
Alih-alih mendengarkan masukan dan kritik serta saran dari kalangan masyarakat, pemerintah justru membuat kebijakan yang bisa saja membahayakan rakyat kecil."Contohnya, melarang kerumunan, tapi Presiden dan rombongan malah menciptakan kerumunan yang dahsyat ," sesalnya. "Akhirnya, akan banyak kesimpulan yang dibuat sendiri-sendiri oleh masyarakat. Bikin kerumunan seperti acara konser dan keramaian di mall tahun ini, cuma didenda Rp 500 ribu. Kalau tahun lalu, Rp 5 juta. Tahun lalu melanggar aturan Covid-19 bisa dipenjara, tahun ini sudah tidak," tuturnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Kepala Satgas Covid-19 Bicara tentang Puncak Kasus Covid-19 dan Tren Bencana AlamKepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menjelaskan tren bencana di Indonesia hingga upaya antisipasi jika terjadi puncak kasus infeksi Covid-19, yang diprediksi pada Februari ini.
Baca lebih lajut »
Update Covid-19: Tes Mingguan Naik 19 Persen, Kasus Positif Naik 205 Persen | Kabar24 - Bisnis.comSatgas Covid-19 mencatat rata-rata tes mingguan naik 19 persen dengan kasus positif naik 205 persen.
Baca lebih lajut »
Dinkes: 19 kelurahan Kota Kupang memiliki warga positif COVID-19Dinas Kesehatan Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyatakan masih terdapat 19 kelurahan yang memiliki warga terkonfirmasi positif ...
Baca lebih lajut »
Tambah Dua, Total 19 Siswa SMAN 2 Bantul Terpapar Covid-19Kasus Covid-19 di lingkungan SMAN 2 Bantul terungkap pada akhir Januari lalu.
Baca lebih lajut »
Masih Tinggi, Hari Ini RSDC Wisma Atlet Rawat 5.934 Pasien Covid-19 | Kabar24 - Bisnis.comKepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Aris Mudian mengatakan, jumlah pasien yang dirawat berkurang 74 orang dibanding dengan hari sebelumnya, yakni 6.008.
Baca lebih lajut »