Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo mengusulkan kepada pemerintah untuk mengkaji ulang harga BBM industri, listrik dan gas.
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo mengusulkan pemerintah mengkaji ulang harga BBM industri, listrik dan gas yang dibebankan kepada dunia usaha saat ini. Tingginya harga BBM industri, listrik, dan gas dinilai sangat memberatkan dunia usaha yang melemah akibat dampak pandemik COVID-19.
'Keberlangsungan usaha dapat diupayakan, salah satunya dengan menurunkan harga BBM industri sebagai efisiensi produksi,” ujarnya.Apindo, kata dia, juga menyoroti tarif premium listrik yang dibebankan secara penuh kepada dunia usaha, sementara sejumlah industri saat ini belum beroperasi 100 persen.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Apindo: Butuh Waktu Dua Bulan Adaptasi dengan New Normal |Republika OnlineNew normal harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat.
Baca lebih lajut »
[POPULER OTOMOTIF] Alasan Bus Jarang Matikan Mesin Saat Isi BBM | Nissan Tutup Pabrik di IndonesiaBerita soal mesin bus yang jarang dimatikan saat berjalan menarik perhatian pembaca. Selain itu, kabar penutupan pabrik Nissan juga menyita perhatian.
Baca lebih lajut »
Jual BBM Campur Air, SPBU Non-Operasional di Medan DisegelSebuah SPBU di kawasan Jalan Jamin Ginting Pancur Batu, Sumut diduga menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) Dexlite bercampur air.
Baca lebih lajut »
Konsumsi BBM di Sumbar Turun Selama Lebaran |Republika OnlinePenyebab penurunan konsumsi BBM karena faktor tahun ini aktivitas mudik sangat minim.
Baca lebih lajut »
China Tetap Pertahankan Tarif BBM Meski Harga Minyak Turun |Republika OnlineChina menetapkan tarif batas bawah BBM lebih tinggi dari harga minyak dunia.
Baca lebih lajut »
China pertahankan harga BBM di tengah terpuruknya harga minyak duniaPemerintah China akan tetap menjaga harga bensin dan solar domestik tidak berubah pada saat harga minyak mentah dunia lebih rendah dari harga batas ...
Baca lebih lajut »